Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Batalkan Perjanjian Militer dengan Korsel, Korut Justru Bakal Kerahkan Senjata Baru

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un merayakan peluncuran satelit pada Selasa malam bersama para pekerja dalam gambar yang disediakan oleh media pemerintah. (Foto: AFP-JIJI)

Tak hanya itu, Korsel juga melakukan pengawasan, kantor berita Yonhap melaporkan.

Pakta Utara-Selatan yang ditangguhkan itu ditandatangani pada pertemuan puncak tahun 2018 antara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Kritikus mengatakan bahwa perjanjian tersebut melemahkan kemampuan Seoul untuk memantau Korut.

“CMA secara teori merupakan perjanjian yang baik, karena pengurangan risiko dan langkah-langkah membangun kepercayaan dan keamanan bermanfaat bagi kedua belah pihak dengan mengurangi risiko bentrokan taktis dan eskalasi yang tidak disengaja,” kata Bruce Klingner, mantan analis CIA yang sekarang bekerja di AS. 

Namun, dengan terhentinya langkah-langkah lebih lanjut, tindakan tersebut mengakibatkan pembatasan pengawasan dan pelatihan militer sekutu serta tidak mengurangi ancaman militer Korea Utara.

Meskipun secara terbuka tidak memberikan komitmen, Washington secara pribadi telah mendesak Seoul untuk mempertahankan CMA.

Namun, pada Selasa lalu Korut mengatakan telah menempatkan satelit mata-mata pertamanya di orbit, yang memicu kecaman internasional karena melanggar resolusi PBB atas larangan penggunaan teknologi pada program rudal balistik.

Korsel mengatakan satelit Korut diyakini telah memasuki orbit, namun perlu waktu untuk menilai apakah satelit tersebut beroperasi secara normal. (spm/ads)