Kesepakatan AS-India
Pada hari Jumat, Modi dan Biden juga membahas sejumlah kesepakatan yang dicapai selama pembicaraan mereka pada bulan Juni di Washington, DC.
Biden menyambut baik kesepakatan yang mengizinkan General Electric memproduksi mesin jet di India untuk menggerakkan pesawat militer New Delhi, menurut pernyataan bersama tersebut. Serta kesepakatan bagi India untuk membeli drone AS.
“Biden dan Modi juga menekankan kembali nilai-nilai bersama mengenai kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia, inklusi, pluralisme, dan kesempatan yang sama bagi semua warga negara sangat penting untuk keberhasilan yang dinikmati negara kita dan bahwa nilai-nilai ini memperkuat hubungan kita”, kata pernyataan itu.
Namun pemerintahan Biden telah menghadapi kritik dari para pembela hak asasi manusia. Di mana ia mengatakan bahwa pemerintahannya mengabaikan penargetan kelompok minoritas oleh pemerintah Modi. Serta terkikisnya demokrasi di India.
Sementara pada tahun keempat berturut-turut, sebuah komisi independen AS pada bulan Mei merekomendasikan untuk memasukkan pemerintah India ke dalam daftar hitam kebebasan beragama. Dengan mengatakan bahwa kondisi agama minoritas di negara tersebut terus memburuk sepanjang tahun 2022 lalu.
India telah menolak laporan panel sebelumnya dan menuduh pejabat senior AS membuat komentar yang kurang informasi dan bias.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan pun mengatakan pembicaraan Biden-Modi akan menjadi tindak lanjut dari diskusi yang mereka lakukan pada bulan Juni.
“Tentu saja, Presiden Biden juga akan berbicara tentang nilai-nilai penting dan mendasar yang dijunjung Amerika Serikat, seperti yang dia lakukan dalam semua keterlibatannya,” imbuhnya.
Sullivan serta Menteri Keuangan AS Janet Yellen bergabung dalam pertemuan Biden-Modi pada hari Jumat. Hadirin dari pemerintah India termasuk Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar dan penasihat keamanan Ajit Doval juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. (spm/ads)
