Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Biden Melabeli Presiden China Xi Jinping sebagai Diktator

Presiden AS Joe Biden menyebut Presiden China Xi Jinping sebagai diktator. (Foto: REUTERS/Tingshu Wang)

ANDALPOST.COM — Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengklaim Pemimpin China Xi Jinping sebagai diktator, Selasa (20/6/2023).

Klaim tersebut Biden lontarkan tepat sehari setelah diplomat andal AS, Antony Blinken mengunjungi Beijing. Guna menstabilkan hubungan bilateral antar kedua negara.

Pasalnya, hubungan AS dan China tengah berada di titik terendah saat ini sejak menjalin hubungan bilateral selama bertahun-tahun.

Biden juga mengatakan, Xi sangat malu ketika balon mata-mata China yang dicurigai diterbangkan di atas wilayah udara AS awal tahun ini.

Penilaian tersebut memang bersifat pribadi mengenai Presiden China tersebut. Kendati begitu, belum diketahui pasti mengapa Biden membuat pernyataan negatif mengenai Xi Jinping.

Xi Jinping sendiri merupakan pemimpin China yang paling kuat sejak Mao Zedong meninggalkan jabatan ketiga yang memecahkan kepala negara dan kepala Partai Komunis.

“Alasan mengapa Xi Jinping menjadi sangat kesal ketika saya menembak jatuh balon itu dengan dua mobil boks yang penuh dengan peralatan mata-mata di dalamnya adalah dia tidak tahu itu ada di sana,” kata Biden.

“Itu sangat memalukan bagi para diktator. Ketika mereka tidak tahu apa yang terjadi. Dan memang itu seharusnya tidak terjadi,” tegasnya.

Biden pun menambahkan bahwa China tengah mengalami kesulitan ekonomi yang nyata.

Keterlibatan Diplomatik

Xi Jinping yang sempat bertemu dengan Antony Blinken pada Senin (19/6/2023) belum menanggapi klaim Biden tersebut.

Menlu AS Antony Blinken dan Presiden China Xi Jinping. (Foto: CNN)

Namun, dapat dipastikan Xi Jinping tidak akan menerima komentar negatif itu. Lantas justru dapat membahayakan upaya kedua negara untuk memulihkan hubungan bilateral tersebut.

Saat bertemu, Blinken serta Xi Jinping sepakat untuk menstabilkan persaingan sengit antara Washington dan Beijing. Sehingga tidak mengarah ke konflik.

Namun, dalam kunjungan tersebut, keduanya gagal untuk membuat terobosan lainnya.

Tapi mereka setuju untuk melanjutkan keterlibatan diplomatik dengan lebih banyak kunjungan pejabat AS dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.