ANDALPOST.COM – Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol bersama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengunjungi situs memorial perang korea di Washington DC pada Selasa (25/4/2023). Hal itu dilakukan sebelum rapat diselenggarakan untuk memperdalam hubungan vital aliansi AS-Korea Selatan.
Rapat yang bertempatkan pada Rabu (26/4/2023) itu menghasilkan serangkaian perjanjian baru. Antara lain, langkah-langkah untuk menghalangi agresi Korea Utara. Yang termasuk, keputusan AS untuk mengerahkan kapal selam bersenjata nuklir di perairan Korea Selatan untuk yang pertama kalinya semenjak 1980-an.
“Aliansi terbentuk dalam perang dan berkembang dalam damai,” kata Biden dari Rose Garden di Gedung Putih.
“Perjanjian pertahanan bersama kami berlapis besi dan itu termasuk komitmen kami untuk memperluas pencegahan–dan itu termasuk ancaman nuklir, pencegah nuklir,” lanjut Biden.
Biden menganggap kebijakan yang diterapkannya penting, mengingat meningkatnya ancaman dan pelanggaran terang-terangan oleh Korea Utara terhadap sanksi AS.
Hasil Diskusi
Sebagai hasil dari diskusi panjang berbulan-bulan dari dari kedua pihak negara, perjanjian baru tersebut mencatat bahwa AS “(bermaksud) untuk mengambil langkah-langkah. Hal tersebut untuk membuat pencegahan kami lebih terlihat melalui pengerahan aset strategis secara reguler. Termasuk penempatan kapal selam balistik nuklir AS ke Korea Selatan, yang belum pernah terjadi sejak awal 1980-an,” papar seorang pejabat yang bersangkutan.
Selain kapal selam bersenjata nuklir, ada juga pembom berkekuatan nuklir.
Para pejabat memperjelas bahwa aset semacam itu tidak akan ditempatkan secara permanen, dan “tidak ada rencana” untuk menyebarkan senjata nuklir taktis ke semenanjung Korea.
Kekuatan Nuklir dan Korea Selatan
Kedua belah pihak juga akan mengembangkan Kelompok Konsultatif Nuklir untuk membahas masalah perencanaan nuklir.
Politisi di Seoul telah lama mendorong Washington untuk lebih melibatkan mereka dalam merencanakan bagaimana dan kapan menggunakan senjata nuklir untuk melawan Korea Utara.
Karena persenjataan nuklir Korea Utara telah berkembang dalam ukuran dan kecanggihan, warga Korea Selatan menjadi waspada. Mereka bertanya-tanya apa yang akan memicu Tuan Biden untuk menekan tombol nuklir melawan Korea Utara atas nama Korea Selatan.
Ketakutan bahwa Washington akan meninggalkan Seoul telah menyebabkan seruan bagi Korea Selatan untuk mengembangkan senjata nuklirnya sendiri.
Namun, pada bulan Januari, Yoon membuat khawatir para pembuat kebijakan di Washington. Ketika dia menjadi presiden Korea Selatan pertama yang mengembalikan gagasan ini dalam beberapa dekade.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.