Namun, Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna mengklaim perang Rusia dan Ukraina memberikan dampak begitu besar terhadap inflasi.
“G20 harus merespons dengan tegas, seperti yang terjadi di KTT Bali. Pesan di Bali jelas, sebagai G20, kita perlu memberikan solusi guna melindungi yang paling rentan, bukannya membiarkan mereka menderita akibat perang Rusia,” kata Colonna.
Senada dengan Colonna, Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra pun menyebut Rusia harus bertanggung jawab penuh atas perang tersebut.
Lavrov Buka Suara
Lavrov dengan tegas menyalahkan Barat atas krisis politik dan ekonomi global.
“Sejumlah delegasi Barat mengubah agenda G20 menjadi lelucon, ingin mengalihkan tanggung jawab atas kegagalan ekonomi mereka ke Federasi Rusia,” kata Lavrov.
“Barat menciptakan hambatan untuk ekspor produk pertanian Federasi Rusia, tidak peduli bagaimana perwakilan UE meyakinkan sebaliknya,” imbuhnya.
Ia pun menuduh Barat, yang telah melakukan hal licik pada Laut Hitam dengan memfasilitasi ekspor produk pertanian Ukraina dari pelabuhan selatannya.
Meskipun begitu, Perdana Menteri India Narendra Modi meminta para menteri luar negeri untuk menemukan titik temu dalam isu-isu global.
“Anda bertemu pada saat perpecahan global yang mendalam,” kata Modi.
“Kita seharusnya tidak membiarkan masalah yang tidak bisa kita selesaikan bersama menghalangi yang kita bisa,” terangnya.
India sebagai tuan rumah G20 tahun ini enggan menyalahkan Rusia atas perang tersebut. Negara ini justru mencari solusi diplomatik sembari meningkatkan pembelian minyak Rusia.
Seperti diketahui, G20 merupakan pengelompokan ekonomi yang mencakup negara-negara kaya G7 serta Rusia, Cina, India, Brasil, Australia, dan Arab Saudi. (spm/adk)