Tentang Tatarsky
Tatarsky yang memiliki nama asli Maxim Fomin memiliki lebih dari 560.000 pengikut di Telegram.
Ia ialah salah satu blogger militer terkemuka yang memperjuangkan upaya perang Rusia di Ukraina dan kerap mengkritik petinggi tentara.
“Kami akan mengalahkan semua orang, kami akan membunuh semua orang, kami akan merampok semua orang yang kami butuhkan. Semuanya akan seperti yang kami suka,” katanya dalam sebuah video September lalu di sebuah upacara Kremlin.
Namun, nasib nahas justru menimpa Tatarsky yang tewas karena ledakan bom.
Menurut keterangan dari kantor berita TASS, bom tersebut disembunyikan di sebuah patung mini yang diserahkan kepada Tatarsky saat ia berbincang dengan sekelompok orang di kafe St Petersburg.
Sebuah saluran Telegram dengan tautan ke penegak hukum Rusia, Mash memposting video yang memperlihatkan Tatarsky dengan mikrofon di tangan lalu disodori patung seorang prajurit berhelm.
Selang beberapa menit, ledakan pun terjadi setelah Tatarsky menerima barang tersebut.
Kematian Tatarsky tersebut pun menyusul pembunuhan Darya Dugina Agustus tahun lalu. Dugina merupakan putri seorang ultra-nasionalis terkemuka.
Ia meninggal dalam serangan bom mobil di dekat Moskow. Tapi, Dinas Keamanan Federal Rusia menuduh dinas rahasia Ukraina melakukan serangan tersebut. Tuduhan itu pun disanggah Ukraina dengan tegas.
Diketahui, blogger perang Rusia dari berbagai koresponden militer serta komentator lepas dengan latar belakang militer memang diberi kebebasan dari Kremlin untuk menerbitkan pandangan keras tentang perang.
Bahkan, presiden Rusia Vladimir Putin menjadikan salah satu dari mereka sebagai angggota dewan hak asasi manusia (HAM) tahun lalu.
Alhasil, banyak dari mereka terkejut atas kematian Tatarsky.
“Dia berada di titik terpanas operasi militer khusus dan dia selalu keluar hidup-hidup. Tapi justru tewas di kafe Petersburg,” kata Semyon Pegov, yang menulis blog dengan nama War Gonzo. (spm/ads)