Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Bright Green Energy di Bangladesh Beri Kesempatan Kaum Perempuan untuk “Bersinar”

Industri energi bersih di Bangladesh memberikan kesempakatan bagi kaum perempuan untuk lebih mandiri. (Foto: Mosabber Hossain, Thomson Reuters Foundation)

ANDALPOST.COM – Ketika Shefali Khatun berpisah dari sang suami, ia memiliki kekhawatiran. Terkait, kehidupan putranya yang masih kecil, dan cara untuk menutupi semua biaya rumah di Bangladesh.

Kemudian, ia mendengar program non-pemerintah bernama Bright Green Energy Foundation. Diketahui, program yang melatih kaum perempuan untuk membangun, serta memperbaiki sistem tenaga surya.

Tanpa berpikir panjang, ia pun mendaftar meski tidak memiliki latar belakang atau pengalaman teknik di sektor energi terbarukan.

Lima tahun kemudian atau tepatnya pada tahun ini, Khatun mampu bekerja secara andal untuk membuat peralatan surya dan menghasilkan sekitar Rp1,5 juta per bulan.

Pendapatan itu pun, cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan menyekolahkan sang putra.

“Pekerjaan ini mengubah nasib saya dan membantu saya menjadi mandiri. Saya menemukan ‘wanita’, juga, bisa mandiri dan mampu menghidupi keluarga mereka,” beber Khatun, dilansir oleh Context News.

Bright Green Energy Foundation di Bangladesh

Bright Green Energy Foundation, yang melatih Khatun tersebut. Telah membantu lebih dari 5.000 pekerja wanita, yang memperoleh keterampilan dalam membuat dan memperbaiki peralatan untuk sistem rumah surya.

Industri energi bersih di Bangladesh, menjadi sangat penting untuk meningkatkan akses ke energi terbarukan. Serta dengan, membatasi emisi gas rumah kaca.

Alhasil, industri ini juga membuka lapangan kerja untuk menyerap kaum perempuan di negara tersebut.

Dengan kata lain, semakin banyak perempuan Bangladesh yang dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Khususnya, karena bergabung di industri itu.

Sebuah laporan oleh Uni Eropa pada pekan lalu, mengatakan jumlah mahasiswi yang terdaftar dalam program magister energi terbarukan naik.

Secara khusus, terdapat kenaikan program tersebut, di Institut Energi Universitas Dhaka yang naik dari 17% menjadi 27% antara 2019 dan 2021.

Namun, beberapa juru kampanye iklim dan pakar gender mengatakan, transisi energi bersih Bangladesh masih berdampak buruk bagi perempuan.

Pasalnya, pemerintah kurang melakukan upaya yang memungkinkan perempuan mendapat manfaat, guna mengurangi emisi karbon.

Jika Bangladesh ingin mencapai tujuannya, untuk mendapatkan 40% listriknya dari energi terbarukan pada tahun 2041.

Diketahui, dibutuhkan lebih banyak perempuan dalam bidang tenaga kerja pembangunan. Khususnya, untuk memasang dan memelihara sistem, guna memasok sebagian besar energi bersih itu. 

Sedikit Perempuan Kerja di Lapangan

Upaya untuk mengurangi emisi karbon, telah menciptakan sekitar 12,7 juta pekerjaan di bidang energi terbarukan di seluruh dunia.

Jumlah tersebut, dapat meningkat hampir empat kali lipat pada tahun 2050. Menurut sebuah laporan tahun ini, oleh Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA).

Di sektor fotovoltaik surya (PV), pemberi kerja terbesar di bidang energi terbarukan melaporkan, secara global perempuan mencapai 40% dari peran penuh waktu.

Khususnya, bagi mereka yang terlibat dalam pengembangan, pembangunan, dan pemasangan sistem energi surya.

Tetapi, kebanyakan dari mereka adalah pekerjaan administrasi. Ketika datang ke posisi di sektor PV yang terkait dengan bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM).

Diketahui, kurang dari sepertiga diisi oleh perempuan.

Selain itu, Bangladesh tidak mengumpulkan data yang dipisahkan menurut jenis kelamin tentang susunan sektor energi terbarukannya.

Akan tetapi, mereka yang bekerja di industri tersebut, mengatakan bahwa adanya suatu pola yang sama di setiap perusahaan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.