ANDALPOST.COM – Sebuah laporan menjelaskan bagaimana kondisi bumi kita saat ini sedang berada dalam kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Climate Reanalyzer yang menunjukan sebuah metrik suhu rata-rata bumi yang kian meningkat pada minggu lalu.
Metrik itu menunjukkan bahwa suhu rata-rata bumi pada hari Rabu (12/7/2023) berada pada rekor tertinggi tidak resmi, 62,9 derajat Fahrenheit (17,18 derajat Celcius), yang ditetapkan sehari sebelumnya.
Akan tetapi meskipun angka yang ditetapkan masih tidak resmi sebagai suhu terpanas bumi, banyak ilmuwan yang setuju bahwa mereka mengindikasikan perubahan iklim mencapai wilayah yang belum dipetakan.
Bersamaan dengan pernyataan tersebut, baru-baru ini salah satu negara Eropa yakni, Italia juga mengvalidasi pernyataan suhu yang meningkat di bumi saat ini.
Yang dimana di Italia sendiri dapat mengalami peningkatan suhu lebih dari 40 derajat celcius. Gelombang panas tersebut dapat membahayakan masyarakat yang terpapar langsung sinar matahari.
Suhu Panas Italia
Melihat suhu panas yang terjadi, Italia mengeluarkan surat peringatan kepada kurang lebih 16 kota di negara itu terkait bahaya kesehatan dari dampak peningkatan suhu.
Peringatan tersebut datang dari Kementerian Kesehatan Italia Itu dikeluarkan itu sejalan dengan prediksi yang dikeluarkan oleh Ilmuwan iklim di Badan Antariksa Eropa (ESA).
Yang dimana dalam pernyataannya ESA mengatakan bahwa masyarakat Italia harus bersiap dengan “gelombang panas paling intens di musim panas dan juga salah satu yang paling intens sepanjang masa”.
Dalam perediksi tersebut, memperkirakan bahwa pada Senin (16/7/2023), penghitung suhu, termometer kemungkinan akan mencapai 40 derajat Celcius (104 Fahrenheit) di Roma p
Tidak hanya itu suhu tersebut juga bisa melonjak naik hingga 43C (109F) pada hari Selasa 17 Juli 2023, memecahkan rekor 40.5C (104.9F) yang terjadi pada Agustus 2007 di negara tersebut.
Kementerian kesehatan negara itu menyarankan masyarakat untuk tetap terhidrasi, makan makanan yang lebih ringan dan menghindari sinar matahari langsung antara pukul 11.00 dan 18.00.
Negara Eropa Lainnya
Tidak hanya Italia beberapa negara di benua Eropa juga akan mendapatkan dampak yang kurang lebih sama. Hal ini disampaikan langsung oleh ilmuwan iklim di Badan Antariksa Eropa (ESA).
Yang dimana, ESA memperingatkan bahwa gelombang panas Eropa baru saja dimulai dengan Spanyol, Prancis, Jerman, dan Polandia diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrem.
Negara Spanyol, melalui pihak berwenang negara tersebut, memperingatkan gelombang panas tidak hanya menghantam area penggorengan biasa di selatan. Tetapi juga mempengaruhi bagian utara negara yang biasanya lebih dingin.
Selain itu dampak juga dirasakan di negara Yunani. Negara tersebut menutup Akropolis Athena untuk dua hari berturut-turut pada hari Sabtu (15/7/2023) dikarenakan suhu ekstrem Yunani.
Bahkan dikatakan juga bahwa Polisi Yunani sempat membantu seorang turis yang mengalami kesusahan karena panasnya suhu di negara tersebut.
Panas yang terjadi akan meningkat yang dimana di Eropa sendiri, panas yang membakar membunuh lebih dari 60.000 orang di Eropa musim panas lalu, menurut temuan para ilmuwan, merupakan fenomena yang lebih para dari Global Warming. (ben/fau)