ANDALPOST.COM – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil diam-diam menjadi nama yang diperebutkan oleh partai politik untuk Pemilu 2024 mendatang.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu diperebutkan oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yakni Partai Golkar dan Partai PAN.
Momentum ini dimanfaatkan dua parpol tersebut terkait isu Kang Emil bakal masuk ke parpol akhir tahun ini.
Gonjang ganjing isu tersebut bahkan langsung diklaim oleh Wakil Ketua Umum DPP PAN, Yandri Susanto jika Ridwan Kamil telah masuk PAN. Sedangkan untuk Partai Golkar itu hanya tumor atau isu belaka.
“Setahu saya RK (Ridwan Kamil) itu masuk PAN. Artinya apabila masuk ke Golkar itu masih isu saja,” kata Yandri dikutip dari Tirto pada Selasa (20/12/2022).
Keyakinan ini karena menurutnya PAN adalah rumah yang tepat untuk bagi RK.
“Makanya, kami juga mau menarik RK. Karena sampai saat ini masih isu. Ya sudah tunggu saja kepastiannya nanti,” kata Yandri.
PAN dianggap layak pasalnya menjanjikan dukungan penuh kepada Kang Emil untuk menjadi Capres di Pemilu 2024 mendatang. Menurut mereka, Emil layak mendapat kehormatan tersebut karena namanya bersaing ketat dengan calon lainnya yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo hingga Zulkifli Hasan.
“Artinya dinamika ini terus kami pantau. Sebenarnya ini maunya akar rumput. Walaupun apa yang dikehendaki oleh PAN tidak bisa menjadi kata mati dan berhenti pada salah satu nama saja,” ujarnya.
Sedangkan klaim berbeda juga diungkapkan oleh Wakil Ketua DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia. Dikatakan jika Ridwan Kamil telah menjadi bagian dari partai beringin kuning tersebut.
Pasalnya, diketahui bahwa Ridwan Kamil telah menjadi anggota Kosgoro 1957 yang mana adalah organisasi sayap dari Golkar.
“Ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Partai Golkar, jadi sebenarnya begitu seseorang menjadi anggota ormas yang didirikan maupun yang mendirikan Partai Golkar, maka anggotanya menjadi bagian dari Golkar,” kata Doli.
Dikatakan oleh Doli jika keaktifan Ridwan Kamil dalam anggota Kosgoro 1957 sudah berlangsung sejak dua pekan lebih. Rentan periode tersebut digunakan Ridwan Kamil untuk menjalin komunikasi secara aktif dengan Airlangga Hartarto.
“Sudah dua minggu lalu komunikasi Ketua Umum Airlangga Hartarto di Bandung,” jelasnya.
Meski Doli telah mengklaim keanggotaan RK, tetap Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar masih menunggu keterangan resmi.
Airlangga belum bisa mengklaim keanggotaan Ridwan Kamil di Golkar sebelum Gubernur Jabar itu memberikan keterangan resmi.
“Kami masih tunggu, sudah masuk Kosgoro, tinggal masuk Golkar,” kata Airlangga saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta Pusat, Senin (19/12/2022).
Meski belum ada klarifikasi namun potensi keanggotaan mantan Wali Kota Bandung itu tetaplah ada.
“Kita tunggu saja. Potensinya ada,” katanya.
Sedangkan untuk Ridwan Kamil sendiri, hingga saat ini masih belum memutuskan langkah.
“Ya nanti, pokoknya masih di bulan ini, insyaallah waktu imsak sudah dekat,” kata Kang Emil dikutip dari Antara.
Perebutan dua partai besar yakni PAN dan Golkar terhadap RK tentu menjadi pertanyaan seberapa kuatkah potensinya di Pemilu 2024 nanti.
Nama Ridwan Kamil memang tidak cukup kuat untuk menjadi kandidat Capres di Pemilu mendatang. Namun namanya menjadi kandidat kuat sebagai bakal Cawapres 2024 nanti.
Melalui data yang dihimpun oleh Andalpost dari Poltracking, didapatkan 1.220 responden dengan angka margin of error 2,9 persen, nama Ridwan Kamil melejit di peringkat kedua di bawah Erik Tohir dan melewati Sandiaga Uno.
Untuk tren pada November 2022, elektabilitas 10 Cawapres potensial disebutkan bahwa Erick Thohir mengalami kenaikan cukup signifikan. Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, dan Mahfud MD juga mengalami kenaikan.
“Agus Harimurti Yudhoyono, Khofifah Indar Parawansa dan Airlangga Hartarto cenderung stabil. Sedangkan Sandiaga Salahuddin Uno, Puan Maharani dan Andika Perkasa cenderung mengalami penurunan,” kata Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yudha pada Kamis (22/12/2022).
Survey terakhir menunjukkan jika Kang Emil menduduki peringkat dua bakal Cawapres dengan 15,1 persen. Angka ini kemudian menggeser Agus Harimurti Yudhoyono dengan 12 persen dan Sandiaga Uno ke dengan 9,4 persen.
(PAM/MIC)