“Serangan pribadi semacam ini salah, tetapi itu menunjukkan ketakutan yang kuat terhadap pernikahan yang dirasakan banyak orang. Mereka berharap semua wanita dapat menyadari bahwa pernikahan adalah institusi yang tidak adil baik bagi individu, maupun bagi wanita secara keseluruhan, dan karenanya berpaling dari pernikahan,” imbuh Xiao.
Ia pernah berjalan sejauh 2.000 kilometer untuk menyerukan reformasi hukum kekerasan seksual terhadap anak.
Masalah se-dunia
Kemunduran pernikahan tidak hanya terjadi di China.
Di seluruh dunia, tingkat pernikahan telah turun selama beberapa dekade terakhir, terutama di negara-negara Barat yang lebih kaya.
Dibandingkan dengan negara-negara Asia Timur lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, Hong Kong dan Taiwan, tingkat pernikahan China masih terhitung tinggi.
Tetapi tidak ada negara lain yang mencoba merekayasa populasinya seperti yang dilakukan China dengan kebijakan satu anak dari tahun 1979 sampai dengan 2015.
Kebijakan itu juga mempengaruhi pernikahan dengan cara lain.
Preferensi tradisional keluarga Cina untuk anak laki-laki telah menyebabkan rasio jenis kelamin yang miring saat lahir, terutama di daerah pedesaan. Saat ini, China memiliki surplus lebih dari 30 juta pria, di mana mereka akan kesulitan mencari pengantin. (xin/fau)