ANDALPOST.COM – Beberapa bulan terakhir, China menjadi sorotan dunia karena banyak kontroversi yang terjadi di negeri tersebut. Melemahnya ekonomi yang terjadi membuat negara tersebut mulai menjaga jarak dengan negara-negara lain.
Belum lama sejak ketegangan kembali terjadi antara China dan Amerika Serikat. Kini China kembali berulah dengan membatalkan kunjungan diplomat Eropa ke negaranya.
Hari Selasa (4/7/2023) China membatalkan kunjungan yang direncanakan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa yang dijadwalkan Hari Minggu besok. Dalam pembatalannya negara ini hanya membatalkan tanpa memberikan alasan khusus.
Perwakilan Tinggi untuk Luar Negeri Josep Borrell awalnya akan mengunjungi Beijing pada bulan April lalu. Kunjungan itu untuk dialog strategis tahunan UE-Tiongkok dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang, Tetapi itu ditunda setelah Borrell dinyatakan positif Covid-19.
Pada Hari Rabu (5/7/2023), juru bicara urusan luar negeri UE mengkonfirmasi kepada CNBC International bahwa tim Borrell telah diberitahu oleh rekan-rekan China mereka bahwa perjalanan pada tanggal 10-11 Juli tidak akan digelar. Untuk tanggal lain pun belum diputuskan oleh kedua belah pihak.
Kunjungan yang akan dilakukan oleh Borrel untuk mendiskusikan mencakup hak asasi manusia dan perang Rusia di Ukraina. Belakangan diketahui China memang membantu Rusia dalam suplai senjata. Oleh karenanya peran China cukup penting dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Pembatalan Sepihak tanpa Alasan
Sementara itu, Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin menolak untuk memberikan alasan pembatalan pada pengarahan hari Rabu.
“Kami menyambut Perwakilan Tingkat Tinggi Borrell untuk mengunjungi China pada waktu paling awal yang nyaman bagi kedua belah pihak,” sebutnya.
Hingga berita ini diturunkan pihak pemerintah China belum memberikan komentar terkait alasan dan juga rencana tanggal baru untuk pertemuan keduanya. Namun melalui juru bicara kementerian China membeberkan bahwa China sangat menjaga hubungan kedua pihak.
“China sangat mementingkan hubungan Sino-Eropa dan telah mempertahankan pertukaran dengan Eropa di semua tingkatan dan dalam berbagai aspek,” ungap Wang Wenbing pada Rabu (5/7/2023).
Meskipun masih belum jelas apa yang menyebabkan pembatalan terbaru. Hal itu terjadi setelah pertemuan puncak oleh negara-negara anggota UE pekan lalu. Dimana blok tersebut mendukung strategi untuk mencoba mendapatkan bahan-bahan penting dari sumber selain China, sambil bersikeras tidak menginginkannya. untuk sepenuhnya “memisahkan” dari ekonomi terbesar kedua di dunia.
Patut disadari langkah yang diambil oleh negera ini mungkin sebagai pukulan keras akan kebijakan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk melemahkan industri di China. Sejak akhir tahun lalu Amerika Serikat memberlakukan pembatasan ekspor ke negara ini.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.