Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Clintons dan Wilko Alami Kesulitan Ekonomi, Terpaksa Tutup Sebagian Gerai

Clintons dan Wilko Alami Kesulitan Ekonomi, Terpaksa Tutup Sebagian Gerai
Clintons, perusahaan penjual kartu ucapan dan alat tulis legendaris asal Inggris yang akan tutup 20% gerainya untuk pertahankan bisnis. (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

ANDALPOST.COM — Clintons akan tutup sekitar 20% dari toko-tokonya untuk mempertahankan berdirinya perusahaan.

Clintons, yang sebelumnya dinamakan Clinton Cards, merupakan serangkaian toko asal Inggris yang didirikan pada tahun 1968, oleh Don Lewin.

Secara umum, Clintons diketahui menjual kartu ucapan. Namun, tidak hanya itu, perusahaan juga menjual mainan lunak serta produk hadiah terkait.

Dari laporan yang dikeluarkan, terlihat bahwa jika perusahaan tidak dapat mencapai kesepakatan. Lantas perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan.

Hal ini akan menjadikan peristiwa ketiga kalinya dalam 11 tahun perusahaan asal Inggris tersebut menghadapi kesulitan keuangan yang akut.

Sebelumnya, perusahaan pernah menghadapi kesulitan keuangan akut. Sehingga perlu pengambilan keputusan untuk menyelamatkan bisnis, pada tahun 2012 dan 2019.

Atas hal ini, BBC menghubungi pihak Clintons untuk memberikan komentar.

Perusahaan mengatakan, bahwa pihaknya telah menunjuk ahli restrukturisasi FRP Advisory. Akan tetapi, pihak ahli restrukturisasi tersebut menolak untuk berkomentar.

Sementara menurut laporan The Times, Clintons memiliki sebanyak 179 toko. Sementara 38 gerainya berencana untuk ditutup.

Perusahaan High Street Lain yang Alami Kesulitan Keuangan

Wilko, perusahaan Inggris yang menjual peralatan rumah tangga yang alami kesulitan keuangan. (Sumber: ALAMY via BBC)

Clintons merupakan perusahaan High Street kedua yang mengalami kesulitan keuangan.

High Street merupakan sebutan umum untuk untuk jalan bisnis utama sebuah kota, kota kecil, atau desa. Khususnya di Britania Raya dan Commonwealth.

Minggu lalu, perusahaan rantai ritel asal Inggris yang menjual peralatan rumah tangga, Wilko, memperingatkan bahwa perusahaan tersebut berada di ambang kehancuran.

Kondisi perusahaan hampir bangkrut tersebut hingga harus menempatkan 12.000 pekerjaan dalam risiko.

Bisnis peralatan rumah tangga yang sudah berjalan selama 93 tahun, mengatakan telah mengajukan “pemberitahuan niat” (NOI) untuk menunjuk administrator.

Mark Jackson, Kepala Eksekutif Wilko, pun mengatakan bahwa Wilko telah mencari cara untuk mendapatkan dana untuk rencana perubahan haluan. Serta telah menerima “tawaran indikatif yang akan memenuhi semua kriteria keuangan”.

Namun, Jackson mengatakan bahwa perusahaan mengalami kesulitan. Sebab dana bantuan tidak dapat diberikan di waktu yang dibutuhkan.

“Namun, tawaran ini tidak dapat dilaksanakan dalam jadwal yang diperlukan, itulah sebabnya kami mengambil keputusan sulit minggu ini untuk mengajukan NOI,” tambahnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.