Sayangnya, masih ada beberapa provinsi yang memiliki cakupan vaksinasi di bawah 50% yaitu 1 provinsi pada dosis pertama. Lalu 4 provinsi pada dosis dua, dan 25% provinsi hanya memiliki cakupan sebesar 30% untuk dosis ketiga
Kemudian seluruh provinsi masih berada dibawah 10% untuk dosis keempat.
Cakupan vaksinasi nasional yang sudah bisa dibilang sangat luas ini, tentunya berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan antibodi warga Indonesia terhadap Covid-19.
Gejala Ringan Varian Baru Covid-19
Sudah terdapat enam kasus Covid-19 dengan infeksi subvarian Omicron XBB 1.5 atau Kraken di Indonesia, berdasarkan laporan dari Kementrian Kesehatan RI. Berdasarkan informasi dari WHO atau World Health Organization, varian ini merupakan varian yang paling menular dibandingkan dengan varian-varian lainnya.
Senin (20/2), pada konferensi pers perkembangan Covid-19 di Indonesia, juru bicara Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril menyatakan, bahwa keenam pasien Covid-19 varian Kraken di Indonesia semua memiliki gejala yang ringan.
Bahkan beberapa di antara mereka tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Ia juga menjelaskan bahwa secara alamiah virus itu harus hidup, sehingga mereka bermutasi untuk selalu hidup.
“Memang beberapa pengalaman yang lalu, mutasi virus yang terakhir-terakhir ini walaupun penyebarannya lebih cepat tetapi efeknya atau gejala yang ditimbulkan itu semakin ringan. Semakin tidak berat seperti sebelumnya,” jelasnya.
Syahril pun berharap, dengan adanya vaksin sebagai antibodi, varian Covid-19 seperti Omicron BA1, BA2, BA5 dan Kraken dapat melemah.
“Kita lihat dari Delta, kemudian Omicron BA1, BA2, BA5 dan terakhir Kraken. Mudah-mudahan mereka semakin lama semakin lemah. Apalagi kita mempunyai suatu antibodi yang didapat secara alamiah, maupun yang disuntikkan melalui vaksin,” lanjutnya.
Berdasarkan data-data mulai dari jumlah kasus aktif dan sembuh, cakupan vaksinasi nasional, juga pernyataan langsung dari juru bicara Kementerian Kesehatan RI, menandakan bahwa Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang baik dalam hal menghadapi kasus Covid-19. (ala/ads)