ANDALPOST.COM — India telah membatasi impor komputer dan laptop sebagai langkah mengejutkan dari pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. Keputusan ini didorong oleh keinginan pemerintah India untuk memajukan produksi domestik di sektor teknologi.
Pembatasan yang dilakukan India tidaklah separah pembatasan ekspor yang dilakukan oleh China. Untuk di India sendiri, kebijakannya agak lebih longgar.
Untuk bebas bermain di pasar India, para Importir sekarang perlu mengajukan izin untuk membawa produk-produk mereka.
Hal ini diketahui dari pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan dan Industri pada hari Kamis (3/8/2023).
Jadi untuk para importir harus melampirkan jumlah hingga jenis yang masuk di wilayah India. Mulai dari produk laptop, tablet, komputer pribadi dan perangkat elektronik lainnya wajib tercatat oleh otoritas setempat.
Sebelumnya, para pelaku impor di India bisa dengan benar memasukkan barang ke negara tersebut. Apalagi, dengan jumlah penduduk yang banyak, pasar India terus dikejar oleh para pelaku usaha untuk meraup keuntungan.
Pihak Pemerintah India sendiri tidak membeberkan alasan mengapa terjadinya perubahan aturan tersebut. Namun beberapa waktu belakangan, India sedang menggalakkan kampanye “Make in India”.
Di mana kampanye tersebut turut mempromosikan manufaktur lokal dalam upaya untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Ini mengikuti pembatasan serupa pada impor smart TV pada tahun 2020.
Kampanye “Make in India”
Sejak bertahun-tahun belakangan, lembaga legislatif India telah memperdebatkan bagaimana cara agar India berkembang menjadi pusat manufaktur global. Di bawah kepemimpinan Modi, Impian memberdayakan produk dalam negeri baru mengalami perkembangan.
Setelah menjabat sebagai perdana menteri, Modi meluncurkan kampanye ‘Make in India’ untuk memfasilitasi investasi, mendorong inovasi.
Serta meningkatkan pengembangan keterampilan, melindungi kekayaan intelektual & membangun infrastruktur manufaktur terbaik di kelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.