ANDALPOST.COM – Korea Utara terus menebar ancaman di tengah meningkatnya ancaman dari sejumlah negara musuh, seperti Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Jepang, Kamis (24/8/2023).
Sehingga, negara yang memiliki senjata nuklir ini berupaya untuk menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit.
Pihaknya juga merencanakan armada satelit untuk memantau pergerakan pasukan AS dan Korea Selatan.
Satelit mata-mata merupakan prioritas rencana pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk memodernisasi militer negaranya dan mengembangkan senjata mutakhir nan andal.
Sebelumnya, Korea Utara juga terlebih dulu meluncurkan rudal sebagai antisipasi jika terjadi perang dari negara-negara musuh.
Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan peluncuran rudal yang berulang kali merupakan ancaman terhadap keamanan regional.
“Kami akan memprotes keras Korea Utara dan mengutuknya sekeras-kerasnya,” katanya.
Matsuno mengatakan sebagian roket jatuh ke Laut Kuning, Laut Cina Timur, dan Samudera Pasifik.
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan juga mengecam peluncuran tersebut.
Mereka mengatakan peluncuran tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penggunaan teknologi rudal balistik oleh Pyongyang.
Senada dengan Jepang dan Korea Selatan, Amerika Serikat (AS) juga mengatakan peluncuran tersebut melanggar resolusi PBB dan mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari aktivitas ancaman lebih lanjut.
Washington juga meminta Pyongyang untuk terlibat dalam diplomasi yang serius.
“Kendaraan peluncuran luar angkasa (SLV) menggabungkan teknologi yang identik dan dapat dipertukarkan dengan yang digunakan dalam rudal balistik, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM),” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Peluncuran tersebut dilakukan beberapa hari setelah para pemimpin Korea Selatan, Jepang dan AS, menggelar pertemuan di Washington, DC.
Terlebih, AS dan Korea Selatan juga tengah melakukan latihan militer tahunan atau disebut Ulchi Freedom Shield.
Alhasil, Korea Utara semakin murka dan mengklaim bahwa latihan itu merupakan persiapan untuk perang.
Kegagalan Korea Utara
Langkah Korea Utara untuk mengirim satelit mata-mata militer ke orbit berakhir dengan kegagalan. Peluncuran tersebut dilakukan pada Kamis (24/8/2023) dini hari.
Agenda peluncuran itu gagal lantaran ada masalah dengan roket tahap ketiga yang membawa satelit tersebut.
Sehingga, Korea Utara mengungkapkan akan mencoba meluncurkan satelit mata-mata kembali pada bulan Oktober mendatang.
“Penerbangan roket tahap pertama dan kedua berjalan normal, namun peluncuran tersebut gagal karena kesalahan dalam sistem peledakan darurat selama penerbangan tahap ketiga,” kata KCNA yang dikelola pemerintah mengenai upaya tersebut pada hari Kamis.
Militer Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi peluncuran dari Stasiun Peluncuran Satelit Sohae sekitar pukul 3:50 pagi waktu setempat (18:50 GMT pada hari Rabu) dan melacak roket tersebut saat melintasi wilayah udara internasional di atas Laut Kuning.
Sekitar 10 menit kemudian, penduduk di prefektur paling selatan Jepang, Okinawa, menerima peringatan darurat yang menyarankan mereka untuk berlindung di dalam ruangan.
Sekitar 20 menit setelah peringatan tersebut, pemerintah Jepang menindaklanjuti dengan pemberitahuan bahwa rudal itu telah melewati Samudera Pasifik dan mencabut peringatan darurat.
Beberapa puing diperkirakan mendarat di Pasifik, dekat Filipina, menurut lembaga penyiaran Jepang NHK.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.