ANDALPOST.COM – Kepala Pentagon, sekaligus menteri pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin mengadakan pembicaraan dengan Rusia setelah drone AS ditembak jatuh di atas Laut Hitam, Rabu (15/3/2023).
Austin mengungkapkan bahwa dirinya berbicara dengan menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Rabu kemarin.
Pembicaraan tersebut terjadi selang satu hari usai Rusia menembak jatuh drone MQ-9 Reaper AS di Laut Hitam.
Kendati begitu, Rusia dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Kejadian langka itu, sebagai pertanda untuk pertama kalinya aset militer AS dan Rusia melakukan kontak sejak perang di Ukraina yang dimulai pada Februari tahun lalu.
Padahal, sejak agresi Rusia ke Ukraina, muncul kekhawatiran potensi eskalasi antara kedua negara AS dan Rusia.
Risiko Eskalasi atas Drone AS yang Ditembak
Austin di konferensi pers di Pentagon, mengatakan bahwa potensi eskalasi memang bisa saja terjadi, sehingga pentingnya melakukan komunikasi yang timbal balik dan terbuka.
“Setiap potensi eskalasi dengan sangat serius dan itulah mengapa saya yakin penting untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka,” terang Austin.
“Seperti yang telah saya katakan berulang kali, penting bahwa kekuatan besar menjadi model transparansi dan komunikasi. Amerika Serikat akan terus terbang dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan,” lanjut Austin.
“Merupakan kewajiban Rusia untuk mengoperasikan pesawat militernya dengan cara yang aman dan profesional,” jelasnya.
Diketahui, kontak antara pejabat tinggi pertahanan AS dan Rusia relatif jarang terjadi, sejak Rusia invasi besar-besaran ke Ukraina tahun sebelumnya.
Sebelumnya, Austin dan Shoigu pertama kali berbicara tentang serangan Rusia pada Mei dan Oktober tahun lalu. Pada saat pertemuan-pertemuan tersebut, mereka berbicara dua kali dalam tiga hari karena meningkatnya ancaman eskalasi konflik.
Timbul Pertanyaan dari AS
Tentunya, pada hari Rabu, Austin kembali mengulang penjelasan mengenai insiden jatuhnya drone AS.
Austin mengatakan sebuah jet tempur Rusia mencegat pesawat tak berawak milik AS di wilayah udara internasional.
“Episode berbahaya ini adalah bagian dari pola tindakan agresif, berisiko, dan tidak aman oleh pilot Rusia di wilayah udara internasional,” kata Austin.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.