Para pejabat AS juga mengatakan jet Rusia awalnya, membuang bahan bakar ke pesawat tak berawak senilai Rp463 juta itu, sebelum insiden itu terjadi.
Sehingga, pihak Pentagon bertanya-tanya jika memang Rusia sengaja, dan bermaksud untuk menjatuhkan drone AS tersebut.
Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, juga ikut melanjutkan konferensi yang dilakukan oleh Austin mengenai hal itu.
“Kami tahu bahwa pencegatan itu disengaja. Kami tahu bahwa perilaku agresif itu disengaja,” kata Milley.
“Anda pernah mendengar tentang pembuangan bahan bakar dan yang lainnya. Kami memiliki bukti video dari semua itu sehingga tidak diragukan lagi bahwa bagian itu memang disengaja,” lanjut Milley.
“Kontak fisik pesawat yang sebenarnya terjadi saya kurang yakin, sehingga kita harus mencari tahu lebih lanjut,” ungkapnya.
Milley menambahkan, proses pengambilan kembali (recovery) terhambat, karena drone tersebut jatuh di Laut Hitam dengan kedalaman 1.219 hingga 1.524 meter.
Namun, pihak AS telah mengambil tindakan untuk mencegah hilangnya intelijen sensitif, jika drone itu dibajak atau diambil oleh Rusia.
“Kami cukup yakin bahwa apa pun yang bernilai tidak lagi berharga,” tegas Milley. (spm/adk)