Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Dua Korban Tewas dan Puluhan Orang Hilang Akibat Kapal Migran Karam di Italia

Dua Korban Tewas dan Puluhan Orang Hilang Akibat Kapal Migran Karam di Italia
Migran dan pengungsi di atas kapal penyelamat LSM Proactiva Open Arms melihat ke kapal Guardia Costiera menuju pulau Lampedusa. (Foto: Juan Medina/Reuters)

ANDALPOST.COM – 30 orang dikabarkan telah hilang dan dua korban meninggal dunia setelah kapal migran karam di Pulau Lampedusa, Italia, Minggu (06/08/2023).

Menurut penjaga pantai, sebanyak 57 orang berhasil diselamatkan dan mereka juga menemukan dua mayat.

Sekitar 28 orang dilaporkan hilang di laut oleh para penyintas di satu kapal. Sementara itu, dua orang dilaporkan hilang dari kapal kedua setelah keduanya tenggelam karena badai, terang Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Kedua kapal tersebut ialah perahu besi reyot yang diyakini telah berangkat dari Sfax di Tunisia pada hari Kamis (03/08/2023).

Menurut kantor berita Italia ANSA, kapal nomor satu membawa 48 penumpang, sedangkan kapal lainnya membawa 42 orang.

“Dalam operasi terpisah, 34 migran diterbangkan dengan helikopter dari tebing di Lampedusa tempat mereka terdampar sejak Jumat empat Agustus malam, menyusul insiden kapal lainnya,” beber layanan penyelamatan gunung Italia.

Dua Korban Tewas dan Puluhan Orang Hilang Akibat Kapal Migran Karam di Italia
Penjaga pantai Italia menemukan mayat bayi berusia satu tahun dan seorang wanita dari Pantai Gading. (Foto: ITALIAN COASTGUARD)

“Seorang anak dan dua wanita hamil termasuk di antara mereka,” imbuhnya.

Investigasi terhadap bangkai kapal pun telah dilakukan di Agrigento, di dekat pulau Italia Sisilia.

Sementara itu, lebih dari 2.000 orang telah tiba di Lampedusa dalam beberapa hari terakhir. Yakni, setelah diselamatkan di laut oleh kapal patroli Italia dan kelompok LSM, karena angin kencang semakin memperumit situasi di sekitar pulau.

Penjelasan Kepala Polisi Mengani Kapal

Kepala polisi Agrigento Emanuele Ricifari mengatakan para pedagang manusia yang membawa migran dan pengungsi ke laut sebenarnya telah mengetahui kondisi laut tengah buruk.

“Siapa pun yang mengizinkan, atau memaksa mereka, pergi ke laut ini adalah penjahat tidak bermoral,” ungkap Agrigento Emanuele Ricifari.

“Laut yang ganas diramalkan untuk beberapa hari kedepan. Mengirim para migran sama saja membunuh mereka karena buruknya kondisi laut,” imbuhnya.

Sementara itu, Italia mengalami lonjakan migrasi laut, dengan hampir 92.000 kedatangan sepanjang tahun ini, menurut data kementerian dalam negeri pada hari Jumat, dibandingkan dengan sekitar 43.000 pada periode yang sama tahun 2022 lalu.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.