ANDALPOST.COM – Dua prajurit Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) ditangkap lantaran diduga membocorkan rahasia militer ke China, Jumat (4/8/2023).
Satu di antara dua pelaut tersebut bernama Jinchao Wei ditangkap pada Rabu (2/8/2023) saat ia tiba di Pangkalan Angkatan Laut San Diego, menurut pernyataan yang dirilis Kamis (3/8/2023) oleh Jaksa AS untuk Distrik Selatan California.
Pangkalan Angkatan Laut San Diego itu merupakan salah satu instalasi Angkatan Laut terbesar di Pasifik.
Pelaut lain yang telah ditangkap, Petty Officer Wenheng Zhao, bekerja di Naval Base Ventura County di Port Hueneme di California.
Dakwaan terhadap Wei dibuka pada hari Kamis dan terpisah dari dakwaan terhadap Zhao.
“Tuduhan tersebut menunjukkan tekad (RRC) untuk mendapatkan informasi yang sangat penting bagi pertahanan nasional kita dengan cara apa pun. Sehingga dapat digunakan untuk keuntungan mereka,” kata Matt Olson selaku asisten jaksa agung Departemen Kehakiman untuk keamanan nasional.
Jaksa penuntut mengatakan, Wei diduga mengadakan hubungan dengan seorang perwira intelijen China mulai Februari 2022.
Rekan masinis adalah sekelompok insinyur, dan bertanggung jawab untuk mengoperasikan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan kapal.
Menurut surat dakwaan, Wei diketahui mengirim foto dan video Essex dan kapal Angkatan Laut lainnya kepada perwira China tersebut.
Wei juga mengirim puluhan manual teknis dan mekanis yang berkaitan dengan tata letak kapal dan sistem senjata. Sebagai imbalannya, Wei diduga menerima ribuan dolar.
Surat dakwaan tersebut menunjukkan bahwa Wei menerima kewarganegaraan AS selama periode ini. Dimana, bukti tersebut dapat diperlihatkan dengan petugas intelijen China yang diduga memberi selamat kepadanya lantaran telah menerima kewarganegaraan pada 18 Mei 2022 lalu.
Menurut informasi, Wei mengirim data rahasia itu ke perwira China. Setelah itu, data tersebut disimpan di sistem komputer Angkatan Laut dengan akses terbatas karena dirinya memiliki izin keamanan.
Kejahatan Zhao
Di sisi lain, Zhao dituduh memberikan informasi sensitif militer AS. Termasuk rencana operasional untuk latihan militer besar di Indo-Pasifik kepada seseorang yang menyamar sebagai peneliti ekonomi maritim antara Agustus 2021 dan Mei 2023.
Berdasarkan surat dakwaan, orang tersebut ialah seorang perwira intelijen China.
Zhao yang bertanggung jawab untuk memasang dan memperbaiki peralatan listrik di instalasi militer AS, juga memiliki izin keamanan, kata jaksa.
Sehingga, kuat dugaan ia mengambil foto layar komputer yang menampilkan perintah operasional latihan militer dan memberikannya kepada petugas.
Sebagai gantinya, Zhao menerima imbalan sebesar Rp227 juta.
“Kasus terhadap Tuan Zhao adalah bagian dari strategi nasional yang lebih besar untuk memerangi upaya kriminal dari aktor negara bangsa untuk mencuri informasi sensitif militer negara kita,” kata Martin Estrada, pengacara AS untuk Distrik Tengah California, dalam konferensi pers hari Kamis.
“Skema yang dituduhkan di sini hanyalah satu contoh lagi dari kampanye yang sedang berlangsung dari Republik Rakyat Tiongkok untuk menargetkan pejabat AS dengan akses ke rahasia militer yang sensitif,” imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.