ANDALPOST.COM – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa pihaknya siap memfasilitasi proyek rintisan produksi minyak makan merah. Hal ini merupakan upaya menghadirkan alternatif penggunaan minyak goreng di masyarakat.
“BUMN siap memfasilitasi proyek rintisan produksi minyak makan merah ini,” kata Erick.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri BUMN saat datang ke Deli Serdang, Sumatera Utara. Ia datang untuk meninjau perkembangan pembangunan tiga pabrik minyak makan merah yang difasilitasi Holding PTPN pada Jumat (7/1/2023).
Erick menyatakan kalau Kementerian BUMN nantinya akan berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) untuk merealisasikan program tersebut.
Tak hanya kesiapan dalam memfasilitasi produksi minyak makan merah, ia juga mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendukung pasar penjualan produk. Hal ini dilakukan guna menembus pasar global.
Selain itu, Erick Thohir juga mengatakan manfaat dari produksi minyak makan merah. Menurutnya, manfaat tidak hanya terjadi pada sektor penguatan pangan saja, melainkan juga membawa dampak baik bagi peningkatan perekonomian masyarakat.
“BUMN siap memfasilitasi proyek rintisan produksi minyak makan merah ini. Kita juga akan bantu pemasarannya hingga ke luar negeri seperti China dan Afrika,” kata Erick dalam keterangan tertulis, Jumat (7/1/2023).
“Banyak yang belum tahu keunggulan minyak makan merah. Bahkan minyak ini, kata sebuah riset, mampu menekan kolesterol,” ujar Erick.
Minyak Merah
Meski sama-sama berasal dari minyak kelapa sawit, hasil penelitian oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) menemukan bahwa minyak makan merah dinyatakan lebih sehat dibanding minyak makan biasa.
Ini karena minyak merah tidak melewati proses bleaching. Sehingga, warna merah buah sawit tetap dipertahankan di mana dari sanalah terkandung karotenoid dan fitonutrien yang kaya provitamin A dan vitamin E.
Kandungan provitamin A tersebut dapat menggantikan suplementasi vitamin A yang dapat mencegah stunting pada anak. Hal ini disebabkan karena kombinasi karoten dan tokotrienol di dalamnya berperan aktif dalam meningkatkan imunitas tubuh.
Selain itu, minyak merah juga dapat menekan infeksi saluran pencernaan sehingga metabolisme gizi yang diasup anak dapat terserap maksimum.
Di sisi lain, komposisi asam lemak pada minyak makan merah juga diketahui memiliki peran penting dalam pembentukan dan perkembangan otak. Minyak makan merah dapat membantu sistem regulasi hormon pertumbuhan dan juga metabolisme pada anak.
Dibandingkan dengan minyak sawit mentah dalam bentuk Virgin Palm Oil (VPO), komposisi asam lemak jenuh dari minyak makan merah lebih rendah dibanding dengan VPO.
Dilihat dari segi harganya, minyak makan merah dapat dijual dengan harga lebih murah dibandingkan dengan minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat saat ini.
Hal ini bisa diwujudkan lantaran memangkas proses penyulingan sehingga otomatis juga memangkas biaya produksinya.
Melansir dari Kata Data, proyek percontohan ini dikerjakan secara gotong royong oleh berbagai pihak. Salah satunya yakni Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Mereka bertugas untuk menyediakan teknologi pengolahan, izin edar produk dan pengawalan mutu.
Sedangkan Kementerian Koperasi dan UKM bertindak sebagai regulator dan pemberian izin untuk operator pabrik. Selain itu, terdapat pihak lainnya yang ikut serta dalam menjalankan program ini.
Menanggapi hal tersebut, menteri BUMN Erick Thohir berharap agar proyek percontohan di Sumatera Utara ini dapat diterapkan di provinsi lain di seluruh Indonesia.
(WAN/MIC)