Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Evergrande Umumkan Mundur dari Bursa Saham Seiring Memburuknya Kondisi 

Deretan apartemen proyek Evergrande di China (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

ANDALPOST.COM — Evergrande mungkin akan terus menjadi bahan pembahasan dunia. Apalagi diikuti dengan berita memburuknya kondisi keuangan perusahaan properti China tersebut. 

Setelah beberapa minggu terakhir dikabarkan terus merugi, kini berita negatif kembali menerpa perusahaan tersebut. 

Di tengah krisis yang terjadi, Evergrande harus menerima kenyataan bahwa mereka harus mengambil langkah untuk mengembalikan citra perusahaannya untuk beberapa waktu ke depan. 

Menyusul tindakan pemerintah Hong Kong yang menahan beberapa eksekutif dan mantan eksekutif perusahaan tersebut. 

Publik yang juga mulai krisis kepercayaan semakin mendorong Evergrande untuk mundur dari bursa saham per Kamis (28/9/2023) untuk beberapa waktu. 

Meski begitu, sebenarnya Evergrande tidak mengumumkan alasan mereka memilih untuk menghentikan perdagangan saham mereka. 

Namun banyak pihak yang menandai bahwa kejadian demi kejadian yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini menjadi titik terendah bagi raksasa properti yang memiliki banyak utang dan gagal bayar pada tahun 2021. Sehingga memicu krisis pasar real estate di Tiongkok saat ini.

Pada bulan Agustus, perusahaan tersebut mengajukan kebangkrutan di New York, dalam upaya untuk melindungi aset-asetnya di Amerika Serikat. Saat perusahaan tersebut mencapai kesepakatan bernilai miliaran dolar dengan para kreditor.

Penghentian perdagangan pasar kini terjadi hanya sebulan setelah pencabutan skorsing perusahaan selama 17 bulan sebelumnya. 

Krisis Evergrande

Evergrande yang pernah dianggap sebagai pengembang properti paling berharga di dunia pun berada di tengah krisis real estate. Di mana mengancam negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.

Dengan utang lebih dari $300 miliar (Rp 4,6 Triliun), perusahaan tersebut berusaha keras untuk mendapatkan uang tunai dengan menjual aset dan saham untuk membayar kembali pemasok dan kreditor. 

Sebagian besar utang Evergrande diketahui berasal dari warga Tiongkok. Banyak di antaranya adalah warga negara biasa yang rumahnya belum selesai dibangun.

Ketika perusahaan tersebut gagal membayar utangnya yang besar pada tahun 2021, hal ini menimbulkan kejutan di pasar keuangan global. Sebab sektor properti menyumbang sekitar seperempat perekonomian Tiongkok.

Beberapa pengembang besar lainnya di negara ini pun telah mengalami gagal bayar selama setahun terakhir. Banyak juga yang kesulitan mendapatkan dana untuk menyelesaikan pembangunan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.