Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Fasilitas Instalasi Gawat Darurat KKHI Makkah, Pasien Jamaah Lansia: Pelayanan Baik dan Ramah

Fasilitas Instalasi Gawat Darurat KKHI Makkah, Pasien Jamaah Lansia: Pelayanan Baik dan Ramah
Tenaga kesehatan di IGD KKHI menangani Jamaah Lansia yang sakit | Sumber: Kemenkes

ANDALPOST.COM – Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) memiliki Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang digunakan untuk memberikan penanganan kegawatdaruratan pada jemaah haji. IGD ini bertujuan untuk meminimalkan risiko penyakit yang mengancam kesehatan dan keselamatan jamaah haji.

Pada Awal Juni tahun ini, KKHI sudah mulai beroperasi dengan jam operasional buka setiap hari selama 24 jam nonstop. 

Untuk memenuhi jam operasional dan melayani para jamaah secara optimal, dr. Netty Nurnaningtyas, Sp.EM selaku Penanggung jawab IGD KKHI Makkah membentuk tiga tim dokter yang terdiri atas lintas bidang spesialisasi.

“Untuk menunjang keefektifan operasional kita membentuk 3 tim dokter jaga yang terdiri dari berbagai bidang spesialisasi,” ujar dr. Netty, melalui situs Kemenkes RI dikutip pada Jumat (23/6/2023).

Pelayanan Kesehatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di KKHI

Fasilitas layanan kesehatan IGD di KKHI melayani berbagai kasus dan penyakit yang dialami oleh jamaah haji. Dr. Netty mengatakan IGD KKHI Makkah memberikan pelayanan kesehatan bagi jamaah haji di antaranya sebagai berikut:

• Menangani kasus yang paling banyak diderita jamaah haji, yaitu penyakit paru (sesak nafas) dan penyakit jantung.

Diketahui, faktor penyebab penyakit paru umumnya adalah infeksi paru pneumonia dan kronis. Fatalnya, ini dapat menyebabkan terjadi serangan akut saat di tanah suci. Sedangkan penyakit jantung biasanya disebabkan oleh penyakit komorbit dan melakukan aktivitas berlebihan.

• Menangani kasus yang paling banyak dirawat di IGD KKHI Makkah, yakni penyakit komorbit (diabetes melitus, dan hipertensi)

Penyakit komorbit biasanya dialami oleh jemaah haji sejak masih di Indonesia. Kemudian, mengalami kondisi yang parah ketika sampai di tanah suci.

• Menangani kasus trauma dan cedera pada jamaah lanjut usia

dr. Netty menyampaikan trauma dan cedera banyak terjadi pada jemaah haji kelompok lanjut usia. Terlebih lagi, ketika melakukan ibadah sai dan tawaf yang terdapat serangkaian aktivitas fisik di dalamnya. Sehingga risiko jamaah lansia mengalami kelelahan, terjatuh, dan terpeleset dapat terjadi apabila tidak hati-hati dalam menjaga kesehatan dan melakukan keseimbangan tubuh saat berjalan.

Maka dari itu, tenaga kesehatan terus mendampingi dan memantau para jamaah haji lansia.

Faktor Pemicu Penyakit

Fasilitas Instalasi Gawat Darurat KKHI Makkah, Pasien Jamaah Lansia: Pelayanan Baik dan Ramah
Penanganan jamaah haji lansia dengan penyakit jantung di IGD KKHI Makkah | Sumber: Antara

Beberapa penyakit yang ditemui di IGD KKHI Makkah dipicu beberapa faktor seperti:

• Cuaca panas ekstrim hingga mencapai 46 derajat celcius. Apabila dibandingkan dengan Indonesia, suhu atau cuaca tersebut sangat berbeda.

• Melakukan aktivitas fisik yang berlebihan sehingga jamaah haji memaksakan keadaan dirinya sendiri. Padahal, cuaca panas di Makkah tidak mendukung.

Lebih lanjut, Dr Netty menceritakan bahwa di IGD KKHI Makkah terdapat jamaah haji yang mengalami kelelahan dan baru dirujuk setelah empat hari sampai di Makkah. 

Diketahui, pasien tersebut telah melaksanakan umrah sebanyak 4 kali. 

“Kondisi ini sering terjadi karena keinginan yang besar dari jemaah haji untuk beraktivitas namun melebihi kemampuan tubuhnya,” ucap dr. Netty.

Penanganan Perawatan di IGD bagi Jamaah Haji 

Para jamaah haji lansia merupakan kelompok jamaah terbanyak yang mendapatkan perawatan di IGD hingga jumlahnya mencapai 90 persen. Dr Netty membagikan pengalamannya ketika menjalankan tugas di IGD KKHI Makkah.

Ia mengatakan bahwa mayoritas jamaah lansia mengalami kesulitan dalam berbahasa, dan beberapa jamaah tidak memiliki pendamping. Menangani hal tersebut, maka tenaga kesehatan pun berinisiatif melakukan pendekatan yang berbeda pada jamaah haji tanpa pendamping. 

Melalui pendekatan ini, jamaah haji yang sakit dan dirawat memberikan apresiasi dan respon yang baik kepada tenaga kesehatan. Hal ini dapat dilihat pada beberapa jamaah yang senang mendapatkan pelayanan kesehatan di IGD, padahal sebelumnya jamaah terlihat lesu dan tidak berselera makan atau minum.

“Alhamdulillah, beberapa jemaah merasa senang bahkan yang sebelumnya dalam beberapa hari tidak berselera untuk makan minum, ketika mendapatkan perawatan di IGD mereka merasa senang dan sumringah,” tutur dr. Netty.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.