ANDALPOST.COM – Mengenal istilah overthinking yang kerap digunakan oleh genereasi muda saat ini. Merujuk pada sebuah perilaku sesorang yang memikirkan suatu hal secara terus menerus, terkadang membuat orang tersebut gampang terkena stress.
Perilaku overthinking dapat mengganggu proses berjalannya kehidupan. Overthinking cenderung menimbulkan rasa cemas, khawatir, takut, hingga marah. Oleh karena itu overthinking masuk kedalam kategori disorder atau sebuah gangguan.
Menjadi seorang overthinker sebutan bagi orang yang suka overthinking tentunya akan merasa tidak nyaman sepanjang waktu. Terus memikirkan suatu hal secara berlebihan yang belum pasti terjadi. Oleh karena itu terdapat sebuah filsafat yang sangat berkaitan dengan kondisi psikologi seorang individu.
Filsafat tersebut adalah Stoikisme atau juga sering disebut sebagai Stoa. Sebuah aliran filsafat untuk tetap menjaga pikiran tetap tenang, mengedepankan rasionalitas, dan pentingnya mengontrol emosi negatif dalam segala situasi.
Sejarah Stoikisme
Ajaran Stoikisme atau Stoa pada mulanya lahir di Kota Athena, Yunani, oleh seorang pemikir yang bernama Zenopada tahun 334 SM.
Stoikisme sendiri berasal dari kata Yunani yang dimana, “stoikis” berarti “beranda berlukis” yang merupakan tempat Zeno mengajar.
Pemikiran Zeno semakin berkembang dan mulai memperkenalkan prinsip-prinsip dasar dalam ajaran stoikisme.
Dalam ajaran ini Zeno sangat menekankan bahwa pada dasarnya manusia harus lebih mengedepankan pengendalian diri sendiri. Dibandingkan hal diluar dirinya yang pada dasarnya tidak bisa dikendalikan oleh manusia itu sendiri.
Dengan kata lain ajaran stoikisme menilai bahwa pentingnya fokus terhadap diri kita sendiri dalam menyikapi atau bereaksi terhadap suatu hal. Selain itu ajaran ini juga dapat menyadarkan kita pentingnya refleksi diri dalam kehidupan.
Stoikisme Bagi Overthinker
Dalam ajaran Psikologi terdapat suatu konsep yang didasari oleh ajaran Stoa. Konsep tersebut adalah psikoterapi Cognitive Behaveorial Therapy.
Para psikolog percaya bahwa masalah psikologis pada dasarnya, berakar dari emosi. Suatu pemikiran yang salah sehingga menciptakan sebuah kondisi yang tidak seimbang dalam Kesehatan mental.
Dalam pemikiran tersebut stoikisme dapat menjadi sebuah upaya preventif bagi para kaum overthinker. Hal ini dikarenakan para overthinker cenderung memikirkan sebuah hal yang belum tentu terjadi.
Terkadang di luar kendalinya dalam sebuah dimensi eksternal, hal tersebutlah yang dapat membuat para overthinker cenderung merasa gelisah atau marah.
Akan tetapi dalam penerapan filsafat stoikisme para overthinker dapat mengupayakan tindakan preventif. Hal ini dapat dilakukan dengan fokus pada dimensi internal individu itu sendiri dibandingkan memikirkan dimensi eksternal atau diluar individu tersebut.
Dalam Youtube Channel Ferry Irwandi yang menyebutkan bahwa dirinya merupakan seorang Stoa. Selama beberapa tahun menganggap hal tersebut sangatlah penting dikarenakan suatu dimensi internal merupakan hal yang tanpa kita sadari berada dalam kendali kita secara penuh.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.