ANDALPOST.CM — Amerika Serikat (AS) meyakini Israel dan Hamas memiliki kesepakatan yang akan menjamin pembebasan sandera di Gaza, Senin (20/11/2022).
Kendati begitu, serangan mematikan militer Israel di kota Gaza terus berlanjut. Tak hanya itu, Israel juga menembakkan sejumlah roket.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Senin bahwa ia yakin kesepakatan sudah dekat.
“Sekarang kita lebih dekat dibandingkan sebelumnya,” kata juru bicara Gedung Putih, John Kirby tentang perjanjian penyanderaan.
Kelompok militan Palestina Hamas menyandera sekitar 240 orang selama serangan mereka pada 7 Oktober di Israel yang menewaskan 1.200 orang.
Mirjana Spoljaric, Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), bertemu di Qatar pada hari Senin dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh untuk mengajukan masalah kemanusiaan terkait konflik tersebut.
Ia juga bertemu secara terpisah dengan pihak berwenang Qatar. Organisasi tersebut pun mengatakan hal itu bukan bagian dari perundingan yang bertujuan untuk membebaskan para sandera.
Tetapi sebagai perantara netral, pihaknya siap memfasilitasi pembebasan di masa depan yang disetujui oleh para pihak.
Sementara pembicaraan mengenai kesepakatan penyanderaan telah beredar selama berhari-hari.
Upaya Kesepakatan
Pekan lalu, mediator Qatar telah mengupayakan kesepakatan bagi Hamas dan Israel untuk menukar 50 sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata tiga hari. Di mana akan meningkatkan pengiriman bantuan darurat ke warga sipil Gaza.
Duta Besar Israel untuk AS, Michael Herzog mengatakan di acara ABC berharap adanya kesepakatan dalam beberapa hari mendatang.
Sementara Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani mengatakan bahwa poin-poin penting yang tersisa sangat sedikit.
The Washington Post pada hari Sabtu (18/11/2023) melaporkan kesepakatan telah terjalin tetapi Gedung Putih dan Israel membantahnya.
“Kita benar-benar harus berpegang pada mantra bahwa tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati,” kata wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih, John Finer dalam program “Meet the Press” NBC pada hari Minggu.
“Negosiasi sensitif seperti ini bisa gagal pada menit-menit terakhir,” tambahnya.
Kerabat dari beberapa orang yang ditahan oleh Hamas di Gaza mendesak anggota parlemen sayap kanan Israel pada hari Senin untuk tidak menerapkan hukuman mati yang diusulkan bagi militan Palestina.
Di sisi lain, serangan Hamas pada 7 Oktober, hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel, mendorong Israel untuk menyerang wilayah Palestina untuk menargetkan Hamas.
Sejak itu, pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan setidaknya 13.300 warga Palestina telah terbunuh. Termasuk setidaknya 5.600 anak-anak dan 3.550 wanita, akibat pemboman Israel yang tak henti-hentinya.
Hamas mengatakan melalui akun Telegramnya pada hari Senin bahwa mereka telah meluncurkan rentetan rudal ke Tel Aviv. Para saksi juga melaporkan roket ditembakkan ke Israel tengah.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.