Seperti yang diketahui, START merupakan perjanjian pengurangan senjata strategis dan menjadi pakta kontrol senjata nuklir terakhir yang tersisa antara AS dan Rusia.
Dalam perjanjian itu, telah terdapat pembatasan jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dikerahkan antara kedua negara adidaya tersebut.
Hal ini, didukung oleh perjanjian START ditandatangani langsung oleh mantan presiden AS Barack Obama dan timpalannya Dmitry Medvedev pada 2010 silam.
Sebagai tambahan, START mulai berlaku pada Februari 2011 dan diperpanjang selama lima tahun hingga 2021 usai presiden Joe Biden menjabat.
Perjanjian (START) Ringkas AS dan Rusia
Merujuk pada perjanjian tersebut, AS dan Rusia berkomitmen untuk hal-hal berikut ini:
- Batas penyebaran 800 rudal balistik antarbenua.
- Masing-masing pihak dapat melakukan hingga 18 inspeksi situs senjata nuklir strategis setiap tahun untuk memastikan pihak lain tidak melanggar batas perjanjian.
- Inspeksi berdasarkan perjanjian ditunda pada Maret 2020 karena pandemi COVID-19.
- Menyebarkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis dan maksimal 700 rudal jarak jauh dan pembom.
Tetapi, pertemuan antara kedua negara tersebut, guna melanjutkan inspeksi, dijadwalkan ulang pada November tahun lalu.
Sayangnya, Rusia justru menundanya dan tidak ada pihak yang menjadwalkan ulang kelanjutan perjanjian START. (spm/adk)