Alotnya Kesepakatan
Kesepakatan itu berisiko gagal ketika sayap bersenjata Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya menunda pembebasan sampai Israel memenuhi semua persyaratan gencatan senjata. Termasuk berkomitmen untuk membiarkan truk bantuan masuk ke Gaza utara.
Memastikan bahwa kesepakatan tersebut tidak gagal memerlukan satu hari diplomasi berisiko tinggi yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Sebuah proses yang diikuti oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, dengan memanggil Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Juru bicara Hamas Osama Hamdan mengatakan hanya 65 dari 340 truk bantuan yang memasuki Gaza sejak Jumat telah mencapai Gaza utara.
Artinya kurang dari setengah dari apa yang disepakati Israel.
Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, juga mengatakan Israel gagal menghormati persyaratan pembebasan tahanan Palestina yang memperhitungkan lamanya mereka ditahan.
IDF mengatakan PBB dan organisasi internasional mendistribusikan bantuan di Jalur Gaza.
PBB mengatakan 61 truk mengirimkan bantuan ke Gaza utara pada hari Sabtu, jumlah terbesar sejak perang dimulai tujuh minggu lalu.
Bantuan tersebut termasuk makanan, air, dan persediaan medis darurat.
“Banyak diskusi mengenai bagaimana dan siapa yang harus diprioritaskan untuk dibebaskan dan bahwa kriteria utama bagi pihak Palestina adalah lamanya waktu yang dihabiskan di penjara-penjara Israel,” terang Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari.
“Kami sekarang berharap, dengan jeda hari kedua atau ketiga ini, kami dapat mengungkap banyak detail yang membuat hari ini begitu sulit,” imbuhnya.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang jika Hamas terus membebaskan setidaknya 10 sandera setiap hari. (spm/ads)