Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Hamas Bebaskan Sandera Seorang Gadis Amerika Usia 4 Tahun

Adi Shoham (38) anak-anaknya Yahel Shoham (3) dan Nave Shoham (8) dan Shoshan Haran, membebaskan sandera Israel, berjalan setelah kedatangan mereka di Israel pada 25 November setelah disandera oleh kelompok militan Palestina Hamas di Jalur Gaza, di lokasi yang tidak diketahui di Israel, dalam gambar diam ini diperoleh dari video selebaran yang dirilis oleh Kantor Perdana Menteri Israel pada 26 November 2023. (Foto: Kantor/Handout Perdana Menteri Israel melalui REUTERS

ANDALPOST.COM — Hamas membebaskan sebanyak 17 sandera di Gaza, termasuk seorang gadis Amerika berusia empat tahun, Minggu (26/11/2023).

Sementara itu, Israel membebaskan 39 tahanan Palestina di hari yang sama.

Pembebasan para sandera tersebut dilakukan saat hari ketiga gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Komite Palang Merah Internasional menyatakan telah berhasil memindahkan 17 sandera dari Gaza. 

Hamas mengungkapkan pihaknya telah menyerahkan 13 warga Israel, tiga warga Thailand, dan satu warga negara Rusia.

Lebih lanjut, Hamas menyatakan ingin memperpanjang gencatan senjata jika ada upaya serius untuk meningkatkan jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap jeda pertempuran dapat berlanjut selama para sandera dibebaskan. 

Ia berharap lebih banyak orang Amerika akan dibebaskan oleh Hamas meskipun belum mendapat kabar pasti.

Biden mengatakan sandera berusia 4 tahun, Abigail Edan, telah menyaksikan orang tuanya dibunuh oleh pejuang Hamas selama serangan mereka pada 7 Oktober ke Israel dan telah ditahan sejak saat itu.

“Apa yang dia alami sungguh tidak terpikirkan,” kata Biden pada konferensi pers di AS.

Abigail sedang dalam perjalanan ke rumah sakit untuk pemeriksaan, kata Channel 13 Israel. 

Sang kakek bernama Carmel Edan mengaku tidak percaya jika cucunya telah dibebaskan dan berterima kasih kepada Biden atas bantuan yang telah ditawarkan.

Warga Palestina pun memberikan sambutan gembira kepada para tahanan yang dibebaskan di Ramallah, menurut WAFA.

Omar Abdullah Al Hajj (17), salah satu tahanan yang dibebaskan hari Minggu, mengatakan ia tidak mengetahui apa yang terjadi di dunia luar.

“Saya tidak percaya saya bebas sekarang tapi kegembiraan saya belum lengkap karena masih ada saudara-saudara kita yang masih dipenjara, dan ada banyak berita tentang Gaza yang harus saya pelajari sekarang,” katanya.

Gencatan senjata selama empat hari tersebut merupakan penghentian pertama pertempuran dalam tujuh minggu sejak Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang kembali ke Gaza.

Menanggapi serangan itu, Israel telah berjanji untuk menghancurkan militan Hamas yang menguasai Gaza, membombardir daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di utara. 

Sekitar 14.800 warga Palestina telah terbunuh, kata otoritas kesehatan Gaza, dan ratusan ribu lainnya mengungsi.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu bertemu dengan pasukan keamanan di Jalur Gaza. 

Ia juga mengatakan telah berbicara dengan Biden tentang pembebasan sandera tersebut.

Netanyahu juga mengaku senang dengan adanya gencatan senjata saat ini.

Namun, ia mengatakan kepada Biden usai gencatan senjata berakhir, Israel akan kembali dengan kekuatan penuh.

“Kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan, melenyapkan Hamas, memastikan bahwa Gaza tidak kembali seperti semula, dan tentu saja pembebasan Gaza dan semua sandera kami,” ujar Netanyahu.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.