ANDALPOST.COM — Beberapa waktu terakhir, harga minyak bumi dikabarkan terus anjlok di pasar dunia. Pada Selasa (22/8/2023), harga minyak dunia kembali turun dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Para investor yang bermain di sektor minyak mulai ragu karena harga minyak bumi yang dari waktu ke waktu semakin turun. Turunnya harga minyak diduga didukung kuat oleh menurunnya permintaan dari importir minyak mentah utama dunia.
Minyak brent yang menjadi klasifikasi perdagangan utama dari minyak mentah light sweet pada Selasa (22/8) kemarin kembali turun sekitar 43 sen atu sebesar 0,5%. Berarti saat ini, harga minyak per barel hanya mencapai $84,03.
Diketahui, minyak brent berfungsi sebagai patokan harga untuk pembelian minyak di seluruh dunia.
Semenatara harga minyak dari kontrak AS West Texas Intermediate Oktober yang lebih aktif turun 48 sen menjadi $79,64. Kontrak WTI bulan depan turun 37 sen menjadi $80,35 per barel dengan volume yang sangat terbatas menjelang masa berlakunya yang akan segera berakhir.
China sebagai Kunci dari Harga Minyak Dunia
China, ekonomi terbesar kedua di dunia, dianggap penting untuk menopang permintaan minyak selama sisa tahun ini. Aktivitas ekonomi yang lesu telah membuat pasar frustasi karena stimulus yang dijanjikan tidak memenuhi harapan.
Apalagi kondisi ekonomi China yang dalam beberapa waktu terakhir semakin kacau. Termasuk penurunan suku bunga pinjaman utama yang lebih kecil dari perkiraan para analis.
“Pengurangan produksi Saudi dan Rusia sebagian besar telah ditiadakan oleh melemahnya permintaan minyak mentah dari China yang tampaknya berkembang bulan lalu dan cenderung berlanjut hingga sisa musim panas,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.
Kondisi seperti ini sebenarnya telah terjadi cukup lama. Meski produksi minyak mentah sudah kembali ke jalur normalnya, harga pasar tetap naik turun dikarenakan lesunya keadaan ekonomi.
Saat pandemi Covid-19 saja, industri minyak bumi dipukul kasar sebab saat masa itu, mobilitas masyarakat di seluruh dunia benar-benar berkurang. Alhasil, penggunaan bahan bakar minyak berkurang drastis sehingga produksi kilang-kilang minyak di seluruh dunia juga ikut menurun.
Kondisi ekonomi yang mengguncang dunia juga turut memperparah naik turunnya harga minyak bumi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.