ANDALPOST.COM – Honduras mulai menjalin hubungan diplomatik dengan China pada Minggu (26/3/2023).
Namun, sebelumnya negara Amerika Tengah tersebut mengakhiri hubungan yang telah terjalin selama puluhan tahun dengan Taiwan.
Alhasil, kementerian luar negeri Taiwan mengklaim Honduras menuntut jumlah yang sangat tinggi sebelum dibujuk rayu oleh China.
Putusnya hubungan Taiwan dengan Honduras mulai tercium usai menteri luar negeri negara tersebut melakukan perjalanan ke China pekan lalu.
Tujuan dari kunjungan itu ialah membuka hubungan antaran Honduras dan China.
Presiden Honduras Xiomara Castro menyebut pemerintahnya akan memulai hubungan dengan Beijing.
China mengatakan menteri luar negerinya Qin Gang dan Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Enrique Reina telah menandatangani kesepakatan hubungan diplomatik antara kedua belah pihak.
Sehingga, Honduras mengakhiri hubungan dengan Taiwan yang telah terjalin sejak tahun 1940-an.
Kementerian luar negeri Honduras mengatakan Republik Rakyat China sebagai satu-satunya pemerintah sah yang mewakili wilayah kedua negara. Seluruh China dan Taiwanmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah negeri tirai bambu itu.
Perebutan Wilayah
Seperti diketahui, China memang mengklaim Taiwan memerintah wilayahnya sendiri tanpa memiliki hak bekerja sama dengan negara lain.
Namun, Taiwan menolak keras klaim dari China tersebut.
Tetapi, China menuntut negara-negara yang memiliki ikatan untuk mengakui posisinya.
Mengetahui hal itu, menteri luar negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan presiden Honduras yang menjabat awal tahun lalu memang tergiyur oleh iming-iming China.
“Kementerian luar negeri dan kedutaan menangkap informasi yang relevan dan menanganinya dengan hati-hati. Namun, pemerintah Castro juga meminta bantuan ekonomi besar miliaran dolar kepada kami dan membandingkan harga untuk program bantuan yang diberikan oleh Taiwan dan China,” kata Wu.
Namun, baik China maupun Honduras tidak menyebutkan mengenai bantuan.
Wu juga mengungkapkan bahwa menteri luar negeri Honduras menulis surat ke Taiwan pada 13 Maret, sehari sebelum pengumuman asli Castro yang meminta total bantuan dana senilai Rp37 triliun, termasuk pembangunan rumah sakit dan bendungan serta menghapus utang.
“Rasanya yang mereka inginkan adalah uang, bukan rumah sakit,” imbuh Wu.
Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Enrique Reina mengatakan pada pekan lalu bahwa dana tersebut bukanlah sumbangan tapi mekanisme pembiayaan kembali yang dirundingkan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.