ANDALPOST.COM – Hujan badai di Jepang dikabarkan telah mengakibatkan banjir mematikan dan enam orang tewas pada Selasa, (11/7/2023).
Insiden tersebut dianggap menjadi hujan badai paling parah yang pernah terjadi di Barat Daya Jepang.
Agensi Meteorologi Jepang sebelumnya sempat memberikan peringatan bagi penduduk di Kyushu, yang merupakan salah satu wilayah terdampak.
Peringatan tersebut berisikan tentang himbauan untuk selalu siaga untuk menghadapi banjir dan tanah longsor. Kedua bencana alam tersebut merupakan bencana yang umum terjadi di wilayah pegunungan di Jepang usai diterjang hujan badai.
Namun, menurut laporan pihak agensi sempat menurunkan peringatan khusus mengenai hujan lebat itu yang telah memberikan dampak kepada lebih dari 1,7 juta orang di bagian utara pulau Kyushu.
Melalui insiden tersebut, Jepang telah diterjang hujan badai yang luar biasa bersamaan dengan topat kuat dalam beberapa tahun terakhir.
Krisis Iklim
Hal ini menjadi kekhawatiran besar mengenai kerentanannya terhadap krisis iklim.
“Ini hujan badai terburuk yang pernah kami alami,” kata Satoshi Sugimoto, seorang agensi meteorologi di kawasan tersebut. “Situasinya sedemikian rupa (buruk) sehingga nyawa dalam bahaya dan keselamatan mereka (penduduk) harus dijamin,” sambung Sugimoto.
Di sisi lain, Kepala Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno mengatakan bahwa dari insiden mengerikan ini telah menyebabkan enam orang tewas.
Korban-korban jiwa tersebut diduga akibat hujan badai yang menyebabkan sungai meluap dan mengganggu layanan kereta cepat, serta memutus jalan dan pasokan air.
Melalui pernyataan Kepala Sekretaris tersebut, kantor perdana menteri mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengerahkan pasukan untuk mengkoordinasi tindakan penyelamatan.
“Kami telah menerima laporan bahwa beberapa sungai telah banjir dan tanah longsor telah terjadi di berbagai bagian negara,” kata Matsuno kepada awak media.
Kemudian ia melanjutkan bahwa pemerintah akan melakukan segala upaya guna mengutamakan nyawa penduduk.
“Pemerintah melakukan yang terbaik untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kerusakan dan mengambil tindakan sambal mengutamakan nyawa orang,” sambungnya.
Selain itu, menurut laporan seorang wanita berusia 77 tahun telah dikonfirmasi tewas. Hal itu terjadi setelah ia dan suaminya terperangkap di dalam rumah mereka yang dipenuhi oleh lumpur.
Insiden tersebut terjadi di prefektur Fukuoka dan media setempat mengatakan bahwa sang suami berhasil diselamatkan.
Kemudian, menyusul laporan wanita berusia 77 tahun tersebut, setidaknya terdapat tiga warga Fukuoka lainnya yang dikonfirmasi tewas termasuk hanyutnya mobil penduduk yang terbawa banjir.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.