Korban Hujan Badai
Di sisi lain, wilayah kota Kurume sempat melihat curah hujan 402,5 mm dalam 24 jam dan mencatat bahwa curah hujan tertinggi terjadi pada hari Senin lalu.
Akibat dari curah hujan tersebut, tanah longsor di kota Kurume dilaporkan menghantam tujuh rumah.
Hancurnya rumah-rumah warga di kota tersebut telah mengubur 21 orang. Namun, enam orang dari rumah yang hancur berhasil melarikan diri.
Sementara itu, pasukan yang telah dikerahkan oleh pemerintah telah mengeluarkan sembilan korban terkubur secara hidup-hidup dan memindahkan lima orang lainnya.
Akibat dari robohnya rumah warga itu, seorang pria berusia 70 tahun dikonfirmasi tewas.
Selain itu, pasukan penyelamat telah menemukan mayat pria lain di samping sawah dekat sungai yang meluap.
“Hujan dan hembusan angin sangat, sangat kencang, dan ada petir,” kata Takashi Onizuka, seorang penduduk lokal dekat kota Kurume yang berusia 62 tahun. “Itu sangat mengerikan,” lanjutnya.
Di sisi lain, Tokyo mengalami panas terik pada hari Selasa sementara wilayah lain menanggung beban musim hujan tahunan.
Melihat insiden ini, para ilmuwan mengatakan bahwa pemanasan global telah meningkatkan potensi hujan lebat di Jepang.
Meski para pejabat mengatakan bahwa puncak hujan lebat telah dilewati, namun peringatan mengenai resiko banjir tetap dilakukan.
“Tingkat air di sungai naik jadi kami tetap waspada terhadap kemungkinan meluap,” kata Takaaki Harano. (zaa/rge)