Misalnya saja, IEA kini memperkirakan 50 persen pendaftaran mobil baru di AS akan menggunakan kendaraan listrik pada tahun 2030. Di mana naik dari proyeksi dua tahun lalu sebesar 12 persen, yang sebagian besar merupakan dampak dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi Washington.
IEA juga melihat peran Tiongkok sebagai sumber utama pertumbuhan permintaan energi berubah.
Meskipun Tiongkok dalam satu dekade terakhir menyumbang hampir dua pertiga dari kenaikan penggunaan minyak global, momentum di balik pertumbuhan ekonominya sedang surut dan negara tersebut merupakan pembangkit tenaga energi ramah lingkungan.
Terlebih dari separuh penggunaan listrik global penjualan kendaraan pada tahun 2022 berada di China.
IEA mengatakan kunci transisi yang teratur adalah meningkatkan investasi di semua aspek sistem energi bersih, bukan pada bahan bakar fosil.
“Berakhirnya era pertumbuhan bahan bakar fosil tidak berarti berakhirnya investasi bahan bakar fosil, namun melemahkan alasan peningkatan belanja,” kata laporan IEA.
Sementara sebuah laporan OPEC awal bulan ini mengatakan seruan untuk menghentikan investasi pada proyek minyak baru adalah salah sasaran dan dapat menyebabkan kekacauan energi serta ekonomi. (spm/ads)