Rochady pun menjelaskan, bahwa pada dasarnya efek samping itu sebenarnya tidak ada. Kekhawatiran dan ketakutan tersebut hanya asumsi sendiri atau self diagnosis dari tenaga kesehatan.
Menurutnya, hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian suntikan ganda adalah jenis vaksin yang diberikan lebih dari satu antigen. Seperti PCV dengan Polio.
Dalam hal ini, artinya tidak boleh terdapat jenis vaksin yang sama ketika diberikan atau disuntikkan kepada pasien.
“Dari penelitian di beberapa negara, bahkan 3 kali suntikan dalam satu waktu sudah biasa, dan laporan efek sampingnya tidak ada, asal (vaksinnya) berbeda,” ungkap dr. Rochady Hendra Setya Wibawa melalui situs Kemenkes RI dikutip pada Sabtu (20/5).
Lebih lanjut, kekhawatiran-kekhawatiran tersebut meruak dan menjadi tantangan saat ini. Hal ini pun membuat pihak-pihak terkait, khususnya di Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jawa Barat melakukan sosialisasi.
Melalui sosialisasi dan edukasi secara mendalam kepada para nakes akan memberikan keyakinan. Lalu kepercayaan diri tenaga kesehatan saat melakukan tugasnya.
Pihak Dr. Rochady terus menegaskan bahwa imunisasi ganda aman dilakukan, tidak ada efek samping berat. Hal ini juga didukung dengan bukti pemberian imunisasi ganda yang telah digunakan di berbagai negara.
Tanggapan Direktur Pengelolaan Imunisasi
Sejalan dengan Dr. Rochady, Direktur Pengelolaan Imunisasi dr. Prima Yosephine juga mengungkapkan, bahwa pemberian suntikan imunisasi ganda memang masih menjadi ketakutan dan kekhawatiran dari beberapa nakes.
“Ini yang membuat kami terus-terusan melakukan webinar, ada juga secara langsung turun ke lapangan. Paling banyak webinar dengan mengundang seluruh Nakes yang terlibat dalam pelayanan imunisasi. Nanti diisi ahli supaya mereka lebih paham dan tidak takut,” kata dr. Prima Yosephine.
Di samping itu, pihaknya juga menyadari bahwa proses untuk memberikan keyakinan penuh kepada seluruh tenaga kesehatan merupakan hal yang tidak mudah. Sehingga menjadi tantangan sendiri.
“Memang tidak mudah, perlu berkali-kali untuk meyakinkan mereka, memutar video, itu salah satu kegiatan kita sambil mendorong dinas untuk ikut meyakinkan mereka,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi itu.
Oleh sebab itu, berbagai upaya-upaya komprehensif agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keberanian nakes dalam melakukan imunisasi ganda juga harus dilakukan. Upaya tersebut diimplementasikan melalui adanya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. (rnh/ads)