Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Ilmuwan Imbau G7 untuk Siap dalam Hadapi Pandemi Berikutnya

KTT G7 digelar di Hiroshima, Jepang | Sumber: Headtopics.com

ANDALPOST.COM – Acara KTT Kelompok 7 (G7), digelar pada hari Jumat (19/05/2023), menerima imbauan para ilmuwan terkait persiapan dunia untuk kemungkinan pandemi berikutnya.

Selain itu, mereka (ilmuwan) juga memperingatkan bahwa negara-negara berkembang masih terus kekurangan akses ke perawatan kesehatan.

Serta, termasuk kurangnya akses vaksin yang memiliki kemungkinan untuk memperbesar kesempatan dalam menyelamatkan jiwa.

Dalam sebuah terbitan surat yang diterbitkan di Hiroshima, Jepang, yang bertepatan dengan KTT G7, Aliansi Vaksin Rakyat menyatakan pendapat mereka terkait vaksin Covid-19.

Pernyataan Aliansi Vaksin Rakyat

Mereka (para ilmuwan dari Aliansi Vaksin Rakyat), menyatakan jika kemajuan ilmiah yang dicapai selama pandemi Covid-19. Diduga, masih menguntungkan negara-negara terkaya, lebih spesifiknya bagi perusahaan farmasi.

“Ini sangat penting, dalam krisis kesehatan selanjutnya, dunia [harus] dengan cepat menerapkan tindakan pencegahan medis di setiap negara. Terlepas dari kemampuan mereka untuk membayar,” ucap kelompok ilmuwan ini.

“Ini berarti, [kita] butuhkan adanya penghapusan segala halangan yang menjadi hambatan pada perkembangan dan produksi obat-obatan dan vaksin,” lanjutnya.

Pihak ilmuwan juga menjelaskan, bahwa perusahaan farmasi dilihat monopoli vaksin dengan menjunjung tinggi aturan kekayaan intelektualnya.

Hal itu, agar produksi vaksin dan obat-obatan tidak terjangkau bagi negara-negara berkembang.

Tweet The People’s Vaccine Alliance terkait surat yang diberikan di G7 | Twitter: @peoplesvaccine

“Mereka [perusahaan] menjunjung tinggi aturan kekayaan intelektual, [sama halnya] menjamin monopoli bagi perusahan farmasi,” ujar kelompok ilmuwan.

“Serta, mencegah meluasnya produksi vaksin dan obat-obatan generik yang terjangkau di negara-negara berkembang,” lanjutnya.

Diketahui, Aliansi yang terdiri lebih dari 100 mantan pemimpin dunia, peraih Nobel, ilmuwan dan ekonomi ini, mengatakan mereka prihatin atas perusahaan farmasi.

Khususnya, yang telah melakukan pendekatan secara tidak resmi pada para pemimpin dunia untuk senantiasa mengadopsi “pendekatan maksimalis”. Guna untuk aturan kekayaan intelektual atau IP untuk vaksin dan perawatan kesehatan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.