Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

India Luncurkan ‘Vibrant Villages Programme’ di Arunachal Pradesh, Bikin China Murka

Menteri Dalam Negeri India Shri Amit Shah. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM – Menteri Dalam Negeri India Shri Amit Shah meluncurkan Vibrant Villages Programme atau Program Desa Semarak di sebuah desa di perbatasan Arunachal Pradesh, Senin (10/4).

Shri Amit Shah juga meresmikan 9 proyek micro hydel Pemerintah Arunachal dan 14 proyek infrastruktur Polisi Perbatasan Indo-Tibet (ITBP) senilai Rp8 triliun.

Tak hanya Amit Shah, sejumlah pejabat lain, termasuk Ketua Menteri Arunachal Pradesh Shri Pema Khandu. Sekretaris Rumah Serikat dan Direktur Jenderal ITBP juga hadir dalam kesempatan tersebut.

Dalam pidatonya, Shri Amit Shah mengatakan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi elah mengubah pendekatan orang terhadap desa perbatasan.

Kini, orang yang mengunjungi daerah perbatasan di Arunachal mengetahui bahwa desa tersebut merupakan wilayah andal di India.

Daerah perbatasan memang menjadi prioritas Shri Amit Shah dan Modi.

Terlebih mengenai keamanan perbatasan yang juga menjadi keamanan bangsa.

Sehingga, pejabat tinggi India tersebut berusaha meningkatkan infrastruktur perbatasan.

Amit Shah pun mengungkapkan program tersebut akan mencakup hampir 3.000 desa di empat negara bagian dan satu wilayah yang dikelola pemerintah federal di perbatasan China.

Tujuannya untuk membantu membalikkan migrasi keluar dari daerah perbatasan.

Shah menyebut pasukan India yang telah lama diterjunkan di wilayah itu memastikan tidak ada yang mengawasi perbatasannya atau merambah tanah.

“Mereka telah memastikan bahwa tidak ada yang dapat mengawasi perbatasan kami,” kata Shah.

“Hari ini kami dengan bangga mengatakan, pergilah hari-hari ketika siapa pun dapat melanggar batas wilayah kami,” tegas dia.

China Murka

Di tengah peluncuran progam baru tersebut justru memicu kemarahan China.

Pasalnya Arunachal Pradesh telah menjadi titik nyala baru antara New Delhi dan Beijing.

Hubungan antar kedua negara kian buruk usai terjadi bentrokan berdarah antara tentara mereka di Himalaya barat pada tahun 2020 lalu.

Dalam bentrokan tersebut, sebanyak 24 tentara meninggal dunia.

Pada bulan Desember tahun lalu, pasukan dari kedua belah pihak terlibat baku hantam di sektor negara bagian Tawang.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.