ANDALPOST.COM – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi bergeser ke Adelaide menghadiri forum Bali Process setelah pertemuan 2+2 di Canberra.
Dalam forum yang terbagi dalam dua bagian tersebut, Indonesia menyampaikan komitmen memerangi perdagangan manusia dan tindak pidana terkait di kawasan.
“Sebagaimana diketahui, Bali Process didirikan oleh Indonesia-Australia pada 2002 sebagai forum konsultasi regional. Membahas isu tindak pidana perdagangan orang dan penyelundupan manusia. Juga kejahatan terkait lainnya di kawasan,” terang Retno Jumat (10/2) malam waktu Australia.
Diketahui Bali Process beranggotakan 45 negara dan empat organisasi internasional yakni IOM, ILO, UNHCR, dan UNODC.
Government and Business Forum
Pada bagian pertama, pemerintah dan dunia usaha membahas bagaimana kegiatan usaha serta rantai pasok harus berperan mengatasi kejahatan.
“Saya sampaikan data bahwa ILO memperkirakan setiap hari ada 27,6 juta orang yang jadi korban kerja paksa,” kata Retno.
Ia menyampaikan mayoritas dari kasus tersebut bermula dari buruknya proses rekrutmen dunia usaha, yang termasuk dilakukan melalui perdagangan manusia.
“Saya menggarisbawahi perlunya memberikan perhatian khusus terhadap makin maraknya online job scam,” lanjutnya.
Untuk hal tersebut, dunia usaha didorong untuk melakukan transparansi rantai pasok rekrutmen yang etis dan memberikan perlindungan pekerja.
Salah satu poin penting pertemuan yang akan segera dijalankan adalah kolaborasi pemanfaatan teknologi untuk memerangi perdagangan manusia.
Retno menyampaikan bahwa dunia usaha Indonesia yang diwakili Boy Thohir akan menjalankan inisiatif forum teknologi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.