ANDALPOST.COM – Amerika Serikat kerap alami kenaikan harga di bulan lalu, meskipun suku bunga telah ditingkatkan secara tajam untuk menekan inflasi.
Sepanjang tahun 2023 hingga Juli, tingkat inflasi mencapai 3,2 persen, ini merupakan tingkat terendah dalam lebih dari dua tahun.
Analis memperkirakan adanya kenaikan tingkat headline, setelah inflasi harga yang relatif lemah Juli lalu.
Namun, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah laporan. Yaitu, ada tanda-tanda lain yang menunjukkan kalau kenaikan harga ini akan mereda.
Hussain Mehdi, seorang ahli strategi makro dan investasi untuk HSBC Asset Management mengatakan, “Inflasi yang mendasari sedang menuju ke arah yang benar.”
Sementara itu, seorang ekonom dari Harvard, Jason Furman, menyebut angka terbaru sebagai “kabar baik yang jelas”.
Kenaikan Suku Bunga atau Inflasi
Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga acuan menjadi lebih dari 5,25 persen – yang merupakan level tertinggi dalam 22 tahun – sebagai upaya mendinginkan ekonomi dan meredakan tekanan yang mendorong kenaikan harga.
Inflasi di AS mencapai puncak 9,1 persen tahun lalu, jauh di atas target 2 persen Federal Reserve AS.
Namun, angka inflasi telah mereda secara signifikan. Hal tersebut karena adanya keterkejutan terhadap harga pangan dan energi akibat perang di Ukraina yang telah memudar.
Kepala ekonom di Oxford Economic, Ryan Sweet, mengatakan bahwa penurunan angka ini bukan berarti “misi tercapai”, untuk bank sentral penetapan suku bunga.
“Tetap saja, kami memperkirakan The Fed akan melewatkan kenaikan suku bunga pada September dan November, ketika inflasi seharusnya melambat lebih jauh lagi,” ucapnya.
Dibandingkan dengan bulan Juni, harga inti naik pada tingkat yang dapat dibilang relatif sederhana, yaitu sebesar 0,2 persen.
Ini merupakan kecepatan yang sama antara Mei dan Juni.
Mulai Berkurang
Pada bulan lalu, harga beberapa barang termasuk mobil bekas dan tarif penerbangan turun.
Ada banyak analis yang memperkirakan biaya untuk perumahan, yang sangat diperhitungkan dalam perhitungan inflasi AS, mulai berkurang dalam beberapa bulan mendatang.
Ini dirujuk pada laporan independen yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan tarif sewa.
Namun, kenaikan harga bahan bakar baru-baru ini bisa jadi berarti bahwa inflasi membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang diharapkan untuk melonggarkan cengkramannya pada perekonomian.
Meskipun kini harga memang tetap lebih rendah dibandingkan tahun lalu, harga nasional rata-rata untuk bensin reguler di AS melonjak di atas $3,80 per galon pada awal Agustus.
Menurut asosiasi klub motor AAA, angka ini naik dari sekitar $3,50 di satu bulan sebelumnya.
Ekonom dari Wells Fargo, Sarah House, mengatakan bahwa, “Tren baru-baru ini menggembirakan dan menegaskan bahwa inflasi menuju ke arah yang diinginkan (The Fed).”
“Karena itu, kami berhati-hati untuk menjadi terlalu bersemangat,” tutupnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.