ANDALPOST.COM – Hari diskon, Black Friday (25/11/2022), yang diharapkan dapat membuat masyarakat membelanjakan uangnya. Ternyata, berkemungkinan untuk tidak memberi keuntungan seperti yang ditargetkan.
Alhasil, krisis biaya hidup dan Piala Dunia telah membuat para pedagang eceran Eropa merasa dibayang-bayangi oleh keterpurukan.
Menurut laporan Reuters, pengecer Eropa khawatir kalau perdagangan untuk Natal tahun ini akan menjadi yang terburuk selama satu dekade.
Hal ini, disebabkan oleh masyarakat banyak yang mengurangi penggunaan uangnya untuk berbelanja.
Sementara itu, biaya untuk berbisnis tidak memiliki perubahan yang dapat menaikkan margin keuntungan.
Inflasi dan Black Friday
Diketahui, inflasi yang sudah mencapai ‘dua digit’ telah melemahkan daya beli masyarakat Eropa. Mereka juga ditekan, dengan melonjaknya tagihan kebutuhan energi yang menambah biaya hidup mereka.
Belum dengan prioritas lain, seperti penggunaan dana untuk menonton Piala Dunia di mana Wales, Inggris, Belanda dan Polandia semua akan beraksi.
Menurut penelitian oleh Global Data, warga Inggris akan menghabiskan sekitar 8,7 miliar poundsterling atau setara Rp156 triliun. Selama akhir pekan Black Friday, pada 25 hingga 28 November 2022.
Untuk kode Voucher yang naik, sekitar 0,8 persen dari tahun ke tahun kini terbayang-bayang oleh penurunan volume setelah terjadinya inflasi di Eropa.
Meskipun begitu, bank multinasional Barclaycard mengatakan bahwa volume pembayaran di tahun ini meningkat sebanyak 0,7 persen. Dibandingkan, dengan tahun sebelumnya.
“Volume penjualan yang tetap bertahan dibandingkan tahun lalu ini adalah kabar baik untuk para pedagang retail,” ungkap Marc Pettican, Kepala Barclaycard Payments.
“Apalagi untuk menghadapi penurunan ekonomi yang menantang,” sambungnya.
Ajang ‘Diskon’ Nasional di Negara lain
Menurut para konsultan, tahun ini, konsumen akan menggunakan Black Friday untuk pembelian barang-barang kecil, seperti untuk hadiah Natal.
Penelitiannya menunjukkan, bahwa seperempat konsumen di Inggris telah membeli persiapan Natal mereka sebelum hari tersebut.
Sementara, hanya sekitar 10 persen dari warga Inggris yang berencana untuk membelinya di hari diskon yang saat ini.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.