ANDALPOST.COM — Salah satu perusahaan pertambangan raksasa dunia asal Inggris, Glencore (GLEN.L) baru-baru ini merencanakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia. Glencore berencana untuk membangun sebuah pabrik di sektor baterai pertambangan dan kendaraan listrik (EV) Indonesia.
Hal ini juga telah dikemukakan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI (BKPM) Bahlil Lahadalia. Tidak tanggung-tanggung, rencana Glencore berinvestasi di Indonesia mencapai US$ 9 Miliar atau setara dengan Rp 134,9 triliun (kurs Rp 14.989 per-dollar AS).
Rencananya investasi tersebut akan mulai dari awal yaitu pembangunan kawasan industri green energy yang memakai tenaga angin. Pembangunan pabrik itu pun direncanakan akan berlokasi di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Berjarak 100 KM lebih dari Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, Banteng ternyata menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Kabupaten yang luasnya sekitar 395 KM2 menyimpan sumber daya alam seperti nikel.
Dilansir dari Jawa Pos, Pabrik nikel di Kabupaten Bantaeng telah beroperasi sejak 2014 lalu. Lantas sudah berhasil mengekspor hasilnya ke negara-negara Asia seperti Tiongkok, India, Korea Selatan dan Jepang.
Saat ini hanya ada satu pengolahan nikel di Kabupaten Banteng yaitu PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia sebagai perusahaan pengelola smelter.
Indonesia memang dikenal sebagai negara pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. Oleh sebab itu, pemerintah sangat ingin mengembangkan industri hilir untuk memproduksi baterai dan kendaraan bagi produsen mobil listrik terbesar dunia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.