Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Inggris Capai Rekor Tertinggi Kasus Kanker Kulit Sepanjang Sejarah

Inggris Capai Rekor Tertinggi Kasus Kanker Kulit Sepanjang Sejarah
Ilustrasi wisatawan habiskan waktu untuk berjemur di pantai. (The Andal Post/Aini)

ANDALPOST.COM — Bahaya sinar UV adalah sebuah ancaman nyata. Tidak henti-hentinya para praktisi kesehatan khususnya kulit mengingatkan untuk penggunaan tabir surya jika berkegiatan di luar ruangan. 

Bukan tanpa alasan, keadaan paling berbahaya jika tidak menggunakan tabir surya ialah bisa memicu aktifnya sel kanker terutama kanker kulit. Seperti kasus yang ditemukan di Inggris dan dikuak oleh the Guardian. 

Menurut laporan lembaga peneliti Kanker Inggris pada Jumat (7/7/2023), jumlah orang di Inggris yang didiagnosis menderita kanker kulit telah mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Jumlah penderita tersebut bahkan sebagian besar dialami oleh mereka yang berusia di atas 55 tahun. 

Dugaan Penyebab Kasus Kanker Kulit

Kasus Melanoma di semua kelompok umur telah mencapai 17.500 per tahun di Inggris, tertinggi sejak pencatatan dimulai, menurut Cancer Research UK. Jika melihat mundur ke belakang, hal ini dikarenakan pada tahun 1960-an silam, banyak paket wisata murah yang ditawarkan.

Salah satu ciri kanker kulit Sumber: Healthline

Menurut catatan, pada tahun 1960-an banyak sekali warga Inggris yang tergiur dengan harga murah paket-paket wisata. Oleh karenanya, para warga yang tertarik tersebut pergi berlibur dan banyak menghabiskan waktu di bawah matahari. 

Angka kasus di antara kelompok usia ini telah meningkat sebesar 195% sejak tahun 1990-an. Antara tahun 1993 dan 1995, 21,3 orang berusia 55 tahun ke atas didiagnosis melanoma dari setiap 100.000.

Lalu naik menjadi 62,9 kasus per 100.000 pada 2017-2019.

“Kenaikan tingkat di atas 55 kemungkinan terkait dengan tren untuk memiliki kulit kecokelatan dan ledakan paket liburan murah yang berasal dari tahun 1960-an sebelum orang menjadi lebih sadar akan kanker kulit,” kata badan amal tersebut. 

Faktor-faktor lain juga dapat berperan, termasuk populasi yang tumbuh dan menua. Serta lebih banyak orang yang memeriksakan kulitnya saat melihat adanya perubahan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.