ANDALPOST.COM – PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), menerbitkan laporan terkait ‘Black Sea Initiative’, yakni sebuah inisiatif persetujuan oleh Rusia, Ukraina, dan Turki setelah satu tahun dijalankan, Senin (10/07/2023).
Secara garis besar, Inisiatif Laut Hitam atau Black Sea Initiative, merupakan sebuah inisiatif yang disetujui oleh Rusia, Ukraina, dan Turki terkait ekspor bahan makanan.
Di antara lain, seperti gandum, jagung, minyak bunga matahari, dan komoditas makanan lainnya dari pelabuhan-pelabuhan di Ukraina.
Setelah hampir satu tahun dilakukan, sejak 2022 lalu, indeks harga makanan global pun menurun. Alhasil, inisiatif ini pun menghasilkan dampak yang baik sebagai salah satu solusi ekspor Ukraina di tengah perang dengan Rusia.
Laporan Black Sea Initiative PBB
Melalui laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB, sekitar 32 juta ton komoditas makanan telah diekspor dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina ke 45 negara sampai saat ini.
Sejak Juli 2022, ekspor komoditas pangan yang dilakukan melalui pelabuhan di Ukraina, dapat membantu menurunkan harga komoditas pangan dunia.
Menurut FAO, indeks harga pangan dunia dilihat secara perlahan menurun sejak tahun lalu, menurun sekitar 23 persen sejak tingginya harga di Maret 2022.
Hal tersebut, juga diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres pada tanggal 07 Juli lalu. Serta, menambahkan jika perjanjian oleh Rusia, Ukraina, dan Turki sangat penting bagi dunia.
“Perjanjian-perjanjian ini adalah sebuah demonstrasi langka akan apa yang dapat dilakukan dunia. Ketika, dunia menempatkan pikirannya untuk menghadapi tantangan-tantangan terhebat dalam masa kini,” terang Antonio.
“Bersama-sama, perjanjian-perjanjian itu berkontribusi untuk mempertahankan pengurangan dalam harga indeks pangan global,” lanjutnya.
“Di mana, sekarang lebih dari 23 persen di bawah rekaman tinggi yang dicapai pada bulan Maret lali,” sambung Antonio.
Diketahui, Inisiatif Laut Hitam ini, membantu organisasi World Food Programme (WFO) untuk mengirimkan lebih dari 725 ribu ton gandum untuk negara yang membutuhkannya.
Meskipun komoditas harga pangan menurun, banyak faktor yang juga mempengaruhi turunnya harga tersebut, termasuk nilai tukar mata uang.
Alhasil, indeks harga pangan FAO mencapai 122.3 poin di bulan Juni 2023, yang merupakan penurunan sebesar 11.6 persen. Sejak, munculnya perjanjian Inisiatif Laut Hitam Juli 2022 lalu.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.