Tetapi yang jelas Muzani mengatakan, bahwa Jokowi memberikan pesan kepada Prabowo sebagai Ketum Partai.
Ia mendapat amanah untuk menjaga kestabilan dan kondusifitas selama masa Pemilu 2024 mendatang.
Sekaligus memastikan agar adanya keamanan, jangan sampai merusak perputaran roda perekonomian dalam negeri.
“Tapi yang paling penting berkali-kali pesan Pak Jokowi yang saya dengar adalah harus menjaga kondusifitas dalam demokrasi dan dalam pertarungan Pemilu. Kondusifitas itu artinya jangan sampai mengganggu perputaran ekonomi, proses pembangunan,” tuturnya.
Kemungkinan Prabowo di Pemilu Mendatang
Adapun pertemuan antara Prabowo dan Presiden Jokowi terjadi pada Kamis (25/5/2023) lalu.
Pihak Kesekretariat negara mengatakan, bahwa itu hanya pertemuan biasa saja.
Layaknya atasan memanggil bawahannya untuk membahas program kerja.
Akan tetapi dalam momen pesta demokrasi masyarakat tentu menangkap sinyal politik dari pertemuan tersebut.
Mengingat Prabowo diisukan tengah dibujuk untuk mendampingi Ganjar Pranowo sebagai Cawapres dari usungan PDIP.
Bahkan putra sulung Jokowi sendiri yang menjabat sebagai Wali Kota Solo, nampak akrab dengan sosok Prabowo Subianto.
Oleh karena itu masih sangat potensial untuk menyatukan Ganjar dengan Prabowo di Pemilu 2024 mendatang.
Hal lain yang menjodohkan mereka adalah saat ini Gerindra dan Koalisinya dalam partai pro pemerintahan Jokowi di periode kedua ini.
Sehingga Jokowi dianggap menjadi kunci untuk mampu menyatukan antara suara Ganjar dengan Prabowo dalam menghadapi Capres usungan KIP Anies Baswedan. (pam/ads)