ANDALPOST.COM – The Federal Trade Commission (FTC) atau Komisi Perdagangan Federal telah membuka penyelidikan luas terhadap OpenAI.
Penyelidikan ini dilakukan untuk menyelidiki apakah pembuat bot Chat GPT tersebut telah melanggar undang-undang perlindungan konsumen dengan membahayakan reputasi dan data pribadi.
Pada minggu ini, agensi tersebut mengirimkan sebanyak 20 halaman kepada perusahaan San Fransisco itu mengenai catatan penanganan risiko.
Menurut dokumen yang ditinjau oleh The Washington Post, FTC ingin mengetahui bagaimana OpenAI menangani risiko terkait dengan model AI-nya.
Hingga kini, hal tersebut merupakan ancaman peraturan yang paling kuat terhadap bisnis OpenAI di Amerika Serikat.
Hal ini karena perusahaan belum melakukan serangan pesona global untuk membentuk amsa depan kebijakan kecerdasan buatan.
Pendapat analis mengenai ChatGPT OpenAI sebagai aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah.
Kemudian, mereka menilai bahwa kesuksesan awalnya-lah yang memicu perlombaan senjata di antara perusahaan Silicon Valley untuk meluncur chatbot yang bersaing.
Sam Altman selaku kepala eksekutif perusahaan muncul sebagai tokoH yang berpengaruh dalam perdebatan mengenai regulasi AI, yang bersaksi di Capitol Hill.
Kesaksian ini juga dilakukan dengan makan bersama anggota parlemen, serta pertemuan dengan Presiden Biden dan Wakil Presiden Harris.
Namun, kini perusahaan menghadapi ujian baru di Washington, yaitu FTC yang telah mengeluarkan banyak peringatan.
Peringatan ini mengenai undang-undang perlindungan konsumen yang berlaku untuk AI, bahkan ketika administrasi dan Kongres berjuang untuk menguraikan peraturan baru.
Pemimpin Mayoritas Senat Charles E. Schumer (DN.Y.) memperkirakan bahwa undang-undang AI yang baru akan datang dalam beberapa bulan lagi.
Tuntutan FTC kepada OpenAI ini merupakan indikasi pertama mengenai bagaimana badan tersebut akan tegakkan peringatan yang diciptakannya.
Jika FTC menemukan terdapat pelanggaran undang-undang perlindungan konsumen yang dilakukan OpenAI, maka FTC dapat memungut denda atau menempatkan bisnis di bawah keputusan persetujuan.
FTC telah muncul sebagai polisi Silicon Valley paling atas milik pemerintah federal.
Federal ini juga telah membawa denda besar terhadap Meta, Amazon, dan juga Twitter atas dugaan pelanggaran undang-undang perlindungan konsumen.
FTC meminta OpenAI untuk memberikan deskripsi yang rinci mengenai seluruh keluhan yang diterimanya mengenai produknya yang membuat pernyataan, “palsu, menyesatkan, meremehkan, atau berbahaya.”
Selain itu, FTC juga meminta perusahaan untuk segera memberikan catatan mengenai insiden keamanan yang diungkapkan oleh perusahaan pada bulan Maret.
Insiden ini terjadi ketika bug dalam sistemnya memungkinkan beberapa pengguna untuk melihat informasi terkait pembayaran, serta beberapa data dari riwayat obrolan pengguna lain.
Hingga kini, FTC sedang menyelidiki apakah praktik keamanan data perusahaan melanggar undang-undang perlindungan konsumen.
Atas hal ini, dalam sebuah postingan blog, OpenAI mengatakan bahwa data sejumlah pengguna yang diungkapkan kepada orang lain “sangat rendah”.
Mengenai hal ini, FTC menolak untuk berkomentar.
Altman dalam akun Twitternya kemudian menyatakan kekecewaannya kepada FTC.
“Sangat mengecewakan untuk melihat permintaan FTC yang dimulai dengan kebocoran dan tidak membangun kepercayaan. Dengan itu, merupakan hal yang paling penting bagi kami adalah teknologi (kami) aman dan pro-konsumen, dan kami juga percaya diri bahwa kami telah mengikuti peraturan yang ada,” cuitnya. (ala/fau)