Andil DPR Selesaikan Kasus Antraks
Sebagai anggota DPR RI, Irma juga mengatakan jika pihaknya harus ikut bertanggung jawab menyelesaikan persoalan ini. Salah satu yang dilakukan adalah mendorong Kemenkes agar bertindak dengan cepat.
Ia menekan agar Kemenkes DIY dan sekitar bertindak dan memberikan penjelasan detail agar solusi ini bisa dipecahkan bersama.
“Makanya, harus dicek, supaya virusnya tidak menyebar dan tidak memakan korban lain. Kami menghimbau Kemenkes agar berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DIY untuk segera menindak-lanjuti peristiwa ini. Kemenkes dan pihak-pihak terkait, perlu memetakan lagi berapa hewan yang sudah terinfeksi Antraks,” tukasnya.
Kemenkes Imran Pambudi mengatakan, kronologi penyebaran wabah antraks di Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, bisa ditarik pada 18 Mei 2023 lalu. Menurutnya, pada saat itu ada kematian sapi yang kemudian disembelih dan dibagikan dagingnya kepada warga untuk dikonsumsi.
Dua hari berselang, kambing milik warga, KR, juga mati dan disembelih lagi oleh warga untuk dibagikan dagingnya. Di lain posisi, ada sapi milik warga lainnya, SY, yang mati dan dipotong dan juga dibagikan kepada warga.
Imran menjelaskan, tren antraks sejak lima tahun terakhir di Yogyakarta yang memang hampir selalu ada. Meski demikian, baru saat ini ada kematian. Mayoritas tipe penularan bakteri antraks, kata Imran, kebanyakan menyerang kulit.
Dari lima tahun terakhir, lanjutnya, tertinggi kasus tersebut pada 2019 dengan 31 kasus tanpa kematian. Aral melintang, baru tahun ini di DIY ada tiga kematian. (pam/ads)