ANDALPOST.COM – Wakil Perdana Menteri dan Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Ukraina, Iryna Vereshchuk meminta warga sipil dan anak-anak harus dievakuasi sesegara mungkin dari Bakhmut.
Vereshchuk mengungkapkan, sebanyak 4.000 orang. Termasuk sekitar 38 anak masih tetap di sana padahal perang kian memanas.
Menurut Iryna Vereshchuk, sebagian besar bangunan tempat tinggal mereka di kota Bakhmut sudah hancur dan rusak.
Tak hanya itu, infrastruktur sosial di sana pun juga sudah tidak berfungsi.
Sehingga, tim evakuasi khusus dengan kendaraan lapis baja pun beroperasi guna membantu warga keluar dari Bakhmut.
Sayangnya, beberapa warga justru memilih bersembunyi di ruang bawah tanah dan tidak meninggalkan informasi mengenai keberadaan mereka.
Alhasil, tim evakusi mengalami kesulitan untuk mengevakuasi orang-orang tersebut.
Iryna Vereshchuk mengungkapkan anak-anak yang sangat bergantung pada orang dewasa, berada dalam kekosongan informasi dan di bawah tekanan yang ekstrim.
“Jadi mereka tidak dapat mengetahui ancaman terhadap kehidupan mereka dan kehidupan anak-anak. Adalah tugas kita untuk menjangkau mereka, menjelaskan bahayanya, dan mengevakuasi mereka,” terang Iryna Vereshchuk, Rabu (8/3).
Selain itu, keputusan Kabinet Menteri Ukraina juga mengatakan, untuk membantu warga sipil dan anak-anak keluar dari Bakhmut sesegara mungkin.
Seperti diketahui, pertempuran sengit di Bakhmut masih terus berlanjut hingga kini.
Bahkan, perang militer Ukraina dan Rusia di Bakhmut diklaim sebagai pusat panggung.
Pertempuran enam bulan untuk kota Bakhmut di Ukraina telah menjadi pertempuran perang terpanjang dan paling berdarah sejauh ini.
Bakhmut sendiri merupakan simbol ketabahan dan ketekunan negara dalam menghadapi serangan Kremlin selama berbulan-bulan.
Sehingga, Ukraina berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan kota tersebut dari tangan Rusia.
Namun, sejumlah pengamat memperingatkan adanya bahaya yang mengancam. Terutama jika Ukraina ngotot mempertahankan Bakhmut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.