Mengenal Bakhmut
Bakhmut merupakan kota dengan populasi lebih dari 70.000 sebelum sebelum agresi Rusia.
Kota tersebut menjadi pusat penting untuk penambangan garam dan gipsum di wilayah Donetsk di jantung industri negara yang dikenal sebagai Donbas.
Bakhmut juga dikenal sebagai penghasil anggur bersoda di gua-gua bawah tanah yang bersejarah.
Sekeliling jalan di Bakhmut dikelilingi deretan pepohanan yang rimbun dan asri.
Di sana juga berdiri bangunan abad ke-19 nan megah yang dijadikan objek wisata andal.
Pada April 2014 silam, terjadi pemberontakan separatis melanda Donbas. Beberapa minggu setelah aneksasi ilegal Semenanjung Krimea Ukraina oleh Moskow.
Moskow pun sempat menguasi kota tersebut, namun dalam beberapa bulan, Ukraina mampu mengambil alih Bakhmut kembali.
Kemudian, pada awal Agustus 2022, Rusia kembali berusaha merebut Bakhmut.
Pertempuran mereda pada bulan-bulan berikutnya, ketika militer Rusia menghadapi serangan balasan Ukraina di timur dan selatan.
Namun, pertempuran berlanjut dan lebih sengit pada akhir tahun lalu.
Pada bulan Januari, Rusia berhasil merebut kota tambang garam Soledar hanya beberapa kilometer di utara Bakhmut.
Pengeboman Rusia yang tiada henti telah membuat Bakhmut menjadi gurun dan hanya sedikit bangunan tersisa.
Tentara Rusia dan Ukraina telah bertempur sengit dari rumah ke rumah di atas reruntuhan.
Terlebih, tentara dari kontraktor swasta Grup Wagner Rusia telah mempelopori serangan. Sehingga, agresi Rusia semakin menggebu.
Pada akhir Februari, Rusia mendekati satu-satunya jalan raya yang menuju ke luar kota dan membidiknya dengan artileri.
Memaksa para pembela Ukraina untuk semakin mengandalkan jalan pedesaan yang sangat sulit dilewati karena tanahnya mengering.
Lantaran itulah, militer Ukraina berusaha keras untuk mempertahankan wilayah tersebut agar tidak dikuasi oleh Rusia. (spm/ads)