Keputusan untuk mengizinkan pengiriman bahan bakar secara terbatas merupakan langkah signifikan dalam mengatasi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak di wilayah tersebut.
Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada penyediaan layanan penting dan bantuan kepada penduduk lokal. Di mana menandai komitmen Israel untuk secara aktif mendukung upaya kemanusiaan dan menanggapi kebutuhan mendesak masyarakat di Gaza.
Ketika situasi di Gaza terus berkembang, komunitas internasional akan memantau dengan cermat hasil dari keputusan ini, dengan harapan bahwa keputusan ini akan berkontribusi secara signifikan dalam meringankan penderitaan masyarakat di wilayah tersebut.
Langkah ini menyoroti pentingnya upaya diplomatik dan kerja sama dalam mengatasi tantangan kemanusiaan yang kompleks dan menggarisbawahi perlunya kolaborasi berkelanjutan untuk memastikan kesejahteraan mereka yang terkena dampak di zona konflik.
Perwakilan dari Departemen Luar Negeri AS telah menyatakan bahwa sekitar 140.000 liter bahan bakar akan diizinkan setiap dua hari. Mayoritas alokasi ini diperuntukkan bagi truk-truk yang digunakan dalam pengiriman bantuan, membantu PBB dalam upaya air dan sanitasi.
Selain itu, sebagian bahan bakar dialokasikan untuk memulihkan layanan telepon seluler dan internet yang sempat terganggu akibat kekurangan bahan bakar.
Perusahaan komunikasi di Gaza melaporkan pada Sabtu (18/11/2023) waktu indonesia bahwa layanan secara bertahap dilanjutkan setelah menerima bantuan bahan bakar dari Unrwa, badan PBB untuk pengungsi Palestina.
“160.000 liter bahan bakar setiap hari untuk operasi dasar kemanusiaan, lebih dari dua kali lipat dari apa yang telah disepakati,” dikutip dari BBC. (paa/ads)