Banyak Orang Pingsan, Berdarah, bahkan Mati
Seorang mahasiswa berusia 24 tahun di Universitas Birzeit Bakr Owais yang juga berada di Masjid Al-Aqsa untuk itikaf Ramadhan mengaku terkejut ketika pintu ditutup.
Pasukan keamanan berdiri di atap masjid dan menggunakan pengeras suara untuk memberi tahu jamaah bahwa mereka harus meninggalkan masjid atau mereka akan diusir secara paksa.
Kala itu, para pemuda yang ada di masjid berusaha melawan lantaran tidak ingin itikaf mereka terganggu. Namun keesokan paginya pasukan Israel memutuskan untuk melancarkan serangan.
“Mereka memecahkan jendela masjid dan mulai melemparkan granat kejut ke arah kami. Ada anak kecil, pria lanjut usia, dan wanita terjebak di dalam,” kata Owais.
“Kelompok lain masuk melalui pintu dan mulai menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru berlapis karet ke arah orang-orang.”
“Mereka menyerang orang-orang, memukuli kepala mereka dengan tongkat. Orang pingsan, orang mati lemas, orang berdarah. Kemudian mereka mulai menangkap kami. Mereka terus memaki, mendorong kami ke dalam bus yang membawa ke kantor polisi di Atarot di mana kami disuruh berbaring di lantai dengan tangan diborgol ke belakang,” bebernya.
Owais juga menambahkan ada ratusan orang yang ditahan dalam insiden tersebut.
“Pasti ada 400, 500 tahanan. Mereka mengambil nama kami, kemudian menempelkan stiker pada kami dengan nama dan nomor. Lalu memanggil kami dengan nomor tersebut, seperti kami tidak berharga,” terang dia. (spm/zaa)