Kondisi Sekarang dan Halangan Negara Lain
Hampir empat tahun setelah penandatanganan MoU tersebut, pemerintah lewat Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Bahlil Lahadalia menyebut, ada negara yang menghalangi Hyundai masuk dan beroperasi di Indonesia.
“Jadi, waktu kita mau tanda tangan ini (proyek Hyundai) banyak negara tertentu yang tidak ingin Hyundai masuk, mobil listrik ini, saya harus ngomong,” ujar Bahlil dalam keterangannya, Selasa (16/05/2023).
“Saya tidak mengatakan negara mana, tetapi ada negara yang tidak ingin ini barang (Hyundai) masuk,” lanjutnya.
Pada saat-saat awal, ada beberapa negara yang menganggap Indonesia belum layak untuk menjadi tempat produksi otomotif.
Namun, pada saat itu Presiden Jokowi dan beberapa menteri, berhasil meyakinkan Presiden Moon yang saat itu menjabat di Korea Selatan. Terkait, pembangunan pabrik Hyundai yang akan tetap berjalan, meskipun pandemi.
Alasan itulah yang membuat pemerintah Korea Selatan tetap mempercayakan produksinya di Indonesia. Hingga saat ini pun, pabrik Hyundai sudah mampu mengekspor 70% dari total produksi Hyundai Ioniq 5 (Maret 2022).
Dengan adanya pabrik tersebut pula, antusiasme masyarakat Indonesia untuk menggunakan kendaraan roda empat bertenaga listrik meningkat.
Bahkan, dilaporkan masyarakat Indonesia rela menunggu enam sampai delapan bulan untuk bisa dapat mobil di showroom. (paa/adk)