Kendati demikian dalam Pilkada 2017 silam, Anies harusnya mengakui bahwa dalam pihaknya terjadi kampanye politik dengan menggunakan cara polarisasi agama.
Hal ini membuat situasi kala itu sempat memanas dan hampir menyebabkan perpecahan karena adanya unsur SARA.
Publik tentu masih ingat soal lawan politiknya yang dijebloskan ke sel tahanan akibat diduga mencemarkan Al-Quran surat Al-Maidah ayat 52.
Garansi dari Nasdem
Relevan dengan hal tersebut, sebelum mencalonkan Anies Baswedan, Nasdem tentu sudah pikir matang.
Memang Anies punya kelemahan karena kedekatannya dengan dua organisasi yang dilarang pemerintah. Artinya masyarakat akan khawatir untuk memberikan suaranya kepada Anies.
Kendati demikian Nasdem telah memberikan garansi. Sebelumnya Wasekjen Nasdem Hermawi Taslim dalam suatu kesempatan menyampaikan hal tersebut.
Bahwasannya soal FPI dan HTI itu adalah kesepakatan bersama jika keduanya dilarang. Sehingga jangankan Anies bahkan semua politisi Nasdem juga tidak akan berani pasang badan di organisasi terlarang itu.
Jika Anies berani menjamin hal tersebut tentu akan menjadi hal yang sehat untuk proses kampanye nantinya.
Bagaimana tidak? Ini karena dua organisasi terlarang tersebut menjadi motor polarisasi kala Pemilu 2019 silam dan Pilkada DKI Jakarta 2017. (pam/fau)